Rabu 13 Jul 2016 07:00 WIB

Pangeran Diponegoro, Perang Jawa, dan Kelicikan Belanda

Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Patung Pangeran Diponegoro dari perunggu sejak 6 Desember 2005 menghiasi Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Gubernur DKI saat itu, Sutiyoso menginginkan patung para tokoh nasional disesuaikan dengan nama jalan yang ada. Gambar berjudul "Penangkapan Diponegoro" oleh Jenderal HM de Kock di dekat Magelang, Jawa Tengah merupakan lukisan Raden Saleh. Pelukis kenamaan ini melukisnya di 'istananya' (kini rumah sakit DGI Cikini, Jakarta Pusat) pada 1858.

Lukisan yang sebelumnya disimpan di Belanda, baru diserahkan setelah kemerdekaan. Kemudian oleh Presiden Sukarno dijadikan sebagai koleksi istana kepresidenan.

Pangeran dari Keraton Yogyakarta ini, yang selama lima tahun memimpin peperangan melawan Belanda (1825-1830), hanya dapat ditangkap dengan tipu muslihat. Ia lebih dulu ditipu untuk berunding oleh penguasa kolonial.

Bertentangan dengan pelukis lainnya yang melukis dari sudut pandang Belanda, Raden Saleh menunjukkan pangeran Diponegoro sebagai pemenang bermoral. Ia berjalan ketahanannya dengan muka menantang menatap jenderal Belanda yang tidak mengenal malu melakukan tipu daya semacam itu.

Boleh dikata suatu karya lukis yang revolusioner dan antikolonial. Yang menyebabkan Bung Karno jadikan koleksi Istana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement