REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2008 lalu sudah menginjak 108 tahun. Kita kembali teringat pada perlawanan kaum tani terhadap pemerintah kolonial Belanda dan para tuan tanah yang menindas rakyat. Beberapa peristiwa yang terjadi sebelum 1908 menunjukkan para petani telah berjuang melawan Belanda jauh sebelum Boedi Oetomo berdiri.
Perjuangan kaum petani terutama terjadi di tanah-tanah partikelir tempat para pemiliknya menjadi raja kecil di tanah yang dikuasainya. Pada saat berlangsung peperangan (1808-1816), pada masa Daendels (Belanda/Prancis) dan Raffles (Ingris), terjadi penjualan tanah partikelir secara besar-besaran untuk biaya peperangan.
Karena tuan tanah dan pemerintah kolonial semena-mena, timbul perlawanan dengan latar belakang kepemimpinan tokoh-tokoh Islam, terutama Islam kejawen. Saat itulah muncul kepercayaan bakal datangnya Imam Mahdi, yang diyakini akan membawa rakyat keluar dari kemiskinan dan ketidakadilan.
Bentuk mesianisme atau milinarisme itu di wilayah Hindu-Jawa dinamakan Ratu Adil, yang sampai sekarang masih diyakini akan datang. Di Batavia, mesianisme paling banyak muncul di tanah-tanah partikelir dan sekitarnya, mengingat saat itu banyak petani dari Jawa yang didatangkan oleh para tuan tanah.