Rabu 06 Jul 2016 09:35 WIB

Menakar Dampak Ekonomi dalam Ritual Mudik

Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Angpao Lebaran
Foto: Antara/Ardiansyah Indra Kumala
Ilustrasi Angpao Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Muhammad Iqbal

Sebagaimana tahun-tahun lalu, tatkala Lebaran menjelang, jutaan atau bahkan puluhan juta masyarakat Indonesia melakoni sebuah ritual nan krusial dalam waktu setahun perjalanan hidup mereka. Mudik. Sebuah kata yang teramat identik apabila hari raya Idul Fitri akan tiba.

Secara sederhana, mudik memiliki arti kembali ke kampung halaman, setelah berjuang di tanah harapan. Semisal sebuah keluarga yang mudik ke Brebes, Jawa Tengah, dari Bogor, Jawa Barat.

Indonesia Development and Islamic Studies (Ideas) mengutip survei Badan Litbang Kementerian Perhubungan memprediksi tahun ini terdapat 25,5 juta orang yang akan melakukan mudik di sembilan wilayah aglomerasi. Yakni Jabodetabek (13 juta), Gerbangkertasusila (4 juta), Bandung Raya (2,9 juta), Mebidangro (1,7 juta), Kedungsepur (1,5 juta), Jogmantul (723 ribu), Bandar Lampung (500 ribu), Banten (470 ribu), dan Sarbagita (400 ribu).

Seperti aktivitas-aktivitas lainnya, terdapat sejumlah sektor yang terlibat. Selain sosial, tentunya ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement