Rabu 05 Jun 2024 21:24 WIB

Wahai Suami Dahulukan Nafkah Keluargamu, Ingat 4 Pesan Rasulullah SAW Berikut 

Nafkah keluarga terdekat adalah lebih utama dari sedekah lainnya

Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi mencari nafkah. Nafkah keluarga terdekat adalah lebih utama dari sedekah lainnya
Foto:

Keempat

Tatkala turun firman Allah yang berbunyi: 

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (QS Ali Imran ayat 92).

BACA JUGA: Iran Bekuk Agen Mossad, Balas Dendam Serangan Israel?

Abu Thalhah as berkata, sesungguhnya harta yang paling aku suka adalah kebun (Bairaha) dan sesungguhnya itu akan aku jadikan sebagai sedekah di jalan Allah dan aku akan simpan di sisi Allah SWT, maka simpanlah pada hal yang terbaik menurut pandanganmu. Maka, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh itu harta yang sangat menguntungkan, itu harta yang sangat menguntungkan." Kemudian Rasulullah saw memerintahkan untuk membagikannya pada kerabat-kerabat dekatnya. Maka Abu Thalhah membaginya pada kerabat-kerabatnya dan keluarga dari anak-anak pamannya." (HR AI-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)

Berinfak karena Allah SWT termasuk salah satu amal saleh yang paling baik. Berinfak ini ada banyak bentuknya yang dibedakan menurut nilainya, dan dibedakan antara keduanya menurut situasi dan keadaan.

Di antara jenis infak terbaik adalah memberi nafkah kepada keluarga, tanggungan, atau kerabat. Adapun menyia-nyiakan amal saleh infak ini merupakan dosa besar.

Ada ganjaran bagi mereka yang lelah banting tulang mencari nafkah seharian usai bekerja.

Baca halaman selanjutnya...

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا جَاۤءَهُمْ اَمْرٌ مِّنَ الْاَمْنِ اَوِ الْخَوْفِ اَذَاعُوْا بِهٖ ۗ وَلَوْ رَدُّوْهُ اِلَى الرَّسُوْلِ وَاِلٰٓى اُولِى الْاَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِيْنَ يَسْتَنْۢبِطُوْنَهٗ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطٰنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu).

(QS. An-Nisa' ayat 83)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement