REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Badan pemantau iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan setiap bulan selama satu tahun terakhir merupakan bulan terpanas. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan aksi darurat untuk mencegah "iklim neraka."
Badan Perubahan Iklim Copernicus mengatakan suhu rata-rata dunia selama 12 bulan lalu hingga bulan Mei adalah 1,63 derajat Celsius di atas rata-rata suhu pra-industri. Periode terpanas sejak pencatatan suhu udara dunia dilakukan pada tahun 1940.
Suhu rata-rata dalam 12 bulan ini tidak berarti dunia sudah melampaui ambang batas pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celsius yang menggambarkan rata-rata suhu selama beberapa dekade, dan jika melampauinya, para ilmuwan memperingatkan akan adanya dampak yang lebih ekstrem dan tidak dapat diubah.
Dalam laporan terpisah Organisasi Meteorologi Dunia PBB (WMO) mengatakan, terdapat 80 persen kemungkinan setidaknya satu kali dalam lima tahun ke depan untuk pertama kalinya suhu rata-rata melampaui 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. Naik 66 persen dari tahun lalu.
Berbicara tentang temuan tersebut, Antonio Guterres menekankan betapa cepatnya dunia mengarah ke arah yang salah dan menjauh dari upaya untuk menstabilkan iklim.
Pangkas penggunaan bahan bakar fosil...lanjut baca>>>