Kamis 13 Jun 2024 13:31 WIB

Perpecahan Umat Islam Sepanjang Masa Sudah Dikabarkan Rasulullah SAW, Begini Haditsnya

Rasulullah SAW telah menginformasikan adanya perpecahan

Umat Muslim (ilustrasi). Rasulullah SAW telah menginformasikan adanya perpecahan
Foto: Republika/Musiron
Umat Muslim (ilustrasi). Rasulullah SAW telah menginformasikan adanya perpecahan

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Perbedaan pendapat di kalangan umat merupakan sunnatullah yang tak terhindarkan. Perbedaan pendapat selalu ada dalam tabiat manusia.

عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قاَلَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظًةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوْبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةً مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا قَالَ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْح

Baca Juga

Dari Abu Najih Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang membuat hati menjadi bergetar dan mata menangis, maka kami berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sepertinya ini adalah wasiat dari orang yang akan berpisah, maka berikanlah wasiat kepada kami.’

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun kalian dipimpin seorang budak. Sungguh, orang yang hidup di antara kalian sepeninggalku, ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, wajib atas kalian berpegang teguh pada sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin al-mahdiyyin (yang mendapatkan petunjuk dalam ilmu dan amal). Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap bidah adalah sesat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih). [HR Abu Daud, no 4607 dan Tirmidzi, no 2676. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih].

Setelah Nabi SAW dan para sahabat kembali dari Perang Khandaq, Malaikat Jibril datang menemuinya dan menyampaikan perintah Allah SWT agar beliau dan pasukannya menuju perkampungan Bani Quraidhah.

Beliau pun berangkat ke sana. Sebelum keberangkatan, Nabi SAW memerintahkan para sahabat untuk tidak melaksanakan shalat Ashar sebelum sampai di perkampungan tersebut. "Janganlah ada seorang pun melakukan shalat Ashar kecuali setelah sampai di Bani Quraidhah".

Di tengah perjalanan, tibalah waktu shalat Ashar. Para sahabat berbeda pendapat atas perintah Nabi SAW tersebut. Sebagian dari mereka "mengabaikan" perintah tersebut. Menurut mereka, "Sesungguhnya beliau menghendaki kita mempercepat perjalanan dan bukannya mengundurkan waktu shalat".

Sebagian yang lain tetap berpegang pada nash (teks) yang terucap oleh Nabi (memahaminya secara harfiyah). Mereka tidak melakukan shalat.

"Kami tidak akan shalat sehingga kami sampai di sana," kata mereka. Terjadinya perbedaan pendapat tersebut kemudian dilaporkan kepada Nabi. Ternyata, beliau mendiamkan hal itu, tidak mengecam ataupun menegur salah seorang pun di antara mereka.

Kisah yang dikutip dari Fiqhu 's-Sirrah karya Muhammad Sa'id Al-Buthy tersebut, menunjukkan pada kita, perbedaan pendapat (khilafiyah, ikhtilaf) di kalangan umat Islam, tidak saja terjadi pada masa sepeninggal Nabi atau masa kini.

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement