REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pembunuhan Vina dan Eki masih belum sepenuhnya tutas. Namun perkara tersebut telah menjadi perhatian dari pakar hukum, tokoh nasional hingga pejabat pemerintahan.
Terakhir yakni pernyataan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly. Bagi Yasonna, kasus ini sudah jadi perbincangan publik nasional, tak hanya di Jawa.
"Karena ini sudah bukan hanya (perbincangan publik) di Jawa, tapi di seluruh Indonesia," ujar Menkumham Yasonna disela peresmian Kantor Wilayah Kemenkumham yang baru di Jalan Sultan Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.
Yasonnya pun meminta agar Polri menuntaskan kasus ini secara transparan. Ini karena diduga ada banyak kesalahan dan rekayasa dalam proses penegakan hukumnya, termasuk menetapkan orang yang belum tentu bersalah hingga dipenjara.
"Ada kecurigaan-kecurigaan dan itu harus dibuktikan. Bahwa yang ada sekarang yang menjalani hukuman bukan orang yang seharusnya pelaku," paparnya kepada wartawan.
Kasus Vina ini juga membuat sempat perseteruan di media sosial antara Mahfud MD dan politikus Partai Gerindra Habiburokhman. Saat itu Mahfud mempernyatakan komentar Habiburrokman yang menyebutnya omong kosong.
"Mas Habiburrokhman. Tunjukkan kapan dan dimana saya bilang "Kasus Vina Bisa Selesai 7 Hari. Kalau ada saya bayar Rp 100 juta. Serius ini," kicaunya merespons pernyataan Habiburokhman yang menyebut Mahfud Omong Kosong soal penyelesaikan kasus Vina bisa tujuh hari.
Habiburrohman pun tak tinggal diam. "Pak Mahfud, Tolong Tunjukkan kapan dan dimana saya bilang “Pak Mahfud bilang kasus Vina bisa selesai 7 hari,” katanya.