Rabu 19 Jun 2024 16:00 WIB

Utusan Gedung Putih Dikabarkan Marahi Netanyahu, Begini Penjelasannya

Amerika Serikat menyayangkan pernyataan Netanyahu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Invasi militer Israel ke Gaza hingga berlanjut ke Rafah mengundang banyak implikasi negatif. Operasi militer tersebut ternyata banyak memakan korban balita dan anak-anak Palestina yang tak berdosa. Banyak dari mereka wafat dan yang bertahan hidup harus menjadi cacat dan kehilangan orang tua dan saudara.

Dampak buruk tersebut mengakibatkan reputasi tentara militer Israel semakin buruk. Mereka dicap sebagai tentara spesialis melawan anak-anak dan orang sipil.

Baca Juga

Selain itu, invasi militer ini mengakibatkan kerugian materi yang tidak sedikit. Banyak alat utama sistem persenjataan Israel yang hancur, seperti tank Merkava, prajurit yang mati. Juga sisa-sisa pasukan yang berhasil pulang ke Israel, tapi harus mengalami gangguan kejiwaan.

Dalam situasi demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak juga memberi sinyal akan menghentikan perang. Kejahatan kemanusiaan itu akan terus dilakukannya, hingga mengakibatkan kabinet pemerintahannya pecah. Menteri Kabinet Perang israel Benny Gantz mengundurkan diri karena dia tidak tahan dengan kebijakan Netanyahu yang selalu bernafsu untuk perang.

Sementara itu di dalam negeri Israel, ribuan warga turun ke jalan mendemo pemerintahan yang dinilai gagal membebaskan sandera dan mengakibatkan banyak korban berjatuhan. Mereka menuntut Netanyahu mundur.

Tak hanya itu, utusan Gedung Putih Amerika Serikat juga menyerang Netanyahu. Gedung Putih membatalkan pertemuan tingkat tinggi dengan Israel mengenai Iran, yang dijadwalkan pada hari Kamis (20/6/2024), setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis sebuah video pada hari Selasa yang mengatakan bahwa AS menahan bantuan militer, sebagaimana diberitakan Al Mayadeen.

Para penasihat utama Presiden Biden marah dengan video tersebut. Utusan AS Amos Hochstein menyampaikan kemarahan ini langsung kepada Netanyahu dalam pertemuan beberapa jam setelah video tersebut dirilis. Selanjutnya, Gedung Putih meningkatkan tanggapannya dengan membatalkan pertemuan yang dijadwalkan pada hari Kamis.

“Keputusan ini memperjelas bahwa ada konsekuensi jika melakukan tindakan seperti itu,” kata seorang pejabat AS, sementara seorang pejabat senior Israel mengatakan, “Amerika marah. Video Bibi menimbulkan banyak kerusakan.”

Perlu dicatat bahwa beberapa pejabat Israel sudah dalam perjalanan ke Washington ketika pertemuan tersebut dibatalkan. Netanyahu menyatakan dalam video tersebut bahwa "tidak dapat dibayangkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah telah menahan senjata dan amunisi dari Israel."

Secara terbuka, Gedung Putih menyatakan kebingungannya. Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre menyatakan bahwa hanya satu pengiriman senjata yang dihentikan sejak perang dimulai, sementara senjata senilai miliaran dolar terus mengalir tanpa hambatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement