REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum Muslimin begitu akrab dengan perkataan "insya Allah." Itu sesungguhnya memiliki makna yang dalam. Bahkan, Allah Ta'ala menyuruh hamba-hamba-Nya untuk mengucapkan ungkapan itu saat akan melakukan suatu pekerjaan atau kebaikan.
"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: 'Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi', kecuali (dengan menyebut): 'Insya Allah.'"
Demikian terjemahan dari Alquran surah al-Kafhi ayat ke-23 dan 24. Sebab turunnya (asbabun nuzul) wahyu Allah tersebut berkenaan dengan kisah berikut ini.
Pada suatu ketika, kaum musyrikin Quraisy mengutus an-Nadlr bin al-Harts dan Uqbah bin Abi Mu'ith. Dari Makkah, keduanya ditugaskan untuk meminta saran pada seorang pendeta Yahudi di Madinah.