Jumat 21 Jun 2024 00:06 WIB

Anak Jadi Korban Kekerasan Seksual, Ini Cara Pulihkan Traumanya Menurut Dokter

Anak korban kekerasan seksual sangat rentan stres hingga muncul keinginan bunuh diri.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Anak menjadi korban kekerasan seksual (ilustrasi). IDAI menyatakan anak yang menjadi korban kekerasan seksual sangat rentan mengalami stres hingga muncul keinginan bunuh diri.
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Anak menjadi korban kekerasan seksual (ilustrasi). IDAI menyatakan anak yang menjadi korban kekerasan seksual sangat rentan mengalami stres hingga muncul keinginan bunuh diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan anak yang menjadi korban kekerasan seksual sangat rentan mengalami stres, rendah diri, depresi, kecemasan, keinginan bunuh diri, hingga gangguan kebiasaan seksual. Menurut IDAI, untuk memulihkan mental korban, perlu dukungan dan pendampingan yang optimal dari berbagai pihak.

“Perlu pendampingan dari psikolog, bantuan dari satgas terkait, termasuk dari orang tua, lingkungan sekitar dan orang-orang terdekat agar korban bisa pulih. Karena kalau sudah terjadi (kekerasan seksual) memang sulit sekali menghilangkan trauma psikologisnya. Akan butuh lama,” kata anggota Satgas Perlindungan Anak Pengurus Pusat IDAI, Prof dr Meita Dhamayanti, dalam diskusi media yang digelar secara daring pada Kamis (20/6/2024).

Baca Juga

Meita mengatakan berbagai dampak psikologis maupun fisik bisa dialami oleh semua anak korban kekerasan seksual, baik itu laki-laki maupun perempuan. Jangan sampai, kata dia, ada perbedaan dalam hal perawatan atau pendampingan.

“Anak laki-laki juga banyak yang menjadi korban, dan menanggung beban psikologis yang sama besarnya. Dia juga akan melalui proses pemulihan yang sulit, sehingga tidak boleh ada perbedaan,” kata Meita.