REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH—Jamaah haji Indonesia gelombang pertama mulai dipulangkan ke Tanah Air secara bergelombang mulai 22 Juni 2024, yang sebagiannya akan diterbangkan melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
"Alhamdulillah puncak haji sudah usai. Hari ini kita mulai memberangkatkan jamaah dari Makkah untuk kembali ke Tanah Air," kata Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat di Makkah, Jumat (21/6/2024)
Arsad Hidayat mengatakan ada perbedaan skema kepulangan jamaah gelombang 1 di tahun ini. Sebanyak 49 kelompok terbang (kloter) gelombang I akan dipulangkan melalui Bandara AMAA Madinah.
Pada penyelenggaraan sebelumnya, seluruh jamaah haji gelombang pertama pulang melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Sementara jamaah gelombang kedua melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
"Tahun ini, tidak semua jamaah gelombang I dipulangkan melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Ada 49 kloter yang akan dipulangkan melalui Madinah. Termasuk SOC 02 yang kita antar pagi ini," kata Arsad.
Arsad menyampaikan SOC 02 termasuk jamaah kloter awal yang segera dipulangkan usai wukuf. Penimbangan koper pun telah dilakukan jauh-jauh hari, bahkan sebelum wukuf.
"Bahkan untuk penimbangan barang bagasi yang biasa dilakukan sekitar 48 jam sebelum keberangkatan, untuk SOC 2 karena masuk kategori keberangkatan awal itu ditimbang sebelum pelaksanaan wukuf," kata dia.
Sementara itu, Kepala Daerah Kerja Madinah Ali Machzumi menjelaskan hari ini direncanakan ada enam kloter gelombang pertama yang akan tiba di Madinah untuk selanjutnya diberangkatkan ke Tanah Air. "Mereka akan transit satu malam, lalu 22 Juni 2024 diberangkatkan ke Indonesia," kata Ali.
Sementara itu, Kementerian Agama meminta maskapai Garuda Indonesia dan Saudi Airlines bisa memegang komitmennya dan berharap tidak ada keterlambatan penerbangan pada fase kepulangan jamaah haji ke Indonesia.
"Mudah-mudahan dari maskapai yang melayani kita tidak ada kelambatan, bisa sesuai schedule," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief di Madinah, Jumat.
Fase kepulangan jamaah akan dimulai pada 22 Juni sampai 3 Juli 2024, di mana jamaah gelombang pertama akan berangkat dari Makkah menuju Bandara King Abdul Aziz International Airport, Jeddah, dan kembali ke Tanah Air.
Sementara jamaah gelombang kedua akan terlebih dahulu ke Madinah dan akan pulang lewat Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah mulai 4 sampai 21 Juli 2024.
Hilman mengatakan keterlambatan penerbangan akan berdampak pada berbagai layanan, seperti akomodasi, konsumsi, hingga transportasi. Di samping itu, jamaah juga akan kelelahan.
"Karena itu komitmen dan kesiapan maskapai-lah yang juga akan membantu menyelesaikan situasi ini," ujar dia.
Khusus untuk hotel, Hilman menyoroti perbedaan sistem sewa antara di Makkah dan Madinah. Sistem sewa hotel di Madinah berdasarkan jumlah hari atau blocking time.
Sementara di Makkah full musim atau sewa penuh selama pelaksanaan musim haji.
"Dampak hotel (di Madinah) itu kalau terlambat jadwal (penerbangan)-nya, berganti jadwal, itu kan hotel harus diisi lagi oleh jamaah yang lain. Kalau di Makkah, itu semua jamaah dapat hotel sampai akhir musim haji," kata dia.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) Kementerian Perhubungan memastikan seluruh proses kepulangan jamaah haji Indonesia dapat berjalan lancar, aman dan selamat.
"Kemenhub siap mendukung kepulangan jamaah haji, baik dari sisi kesiapan sarana dan prasarana bandara debarkasi maupun kesiapan armada pesawat udara," kata Direktur Angkutan Udara DJPU Kemenhub Putu Eka Cahyadhi.
Putu menyampaikan bahwa pihaknya juga akan memastikan kesiapan armada pesawat udara yang digunakan baik Saudia Airlines (SV) maupun Garuda Indonesia (GA) serta meningkatkan pengawasan pemenuhan dalam aspek safety, security, dan services bagi kepulangan jamaah haji.