Senin 24 Jun 2024 17:51 WIB

Lebanon-Israel Memanas, Uni Eropa Peringatkan Eskalasi Konflik di Timur Tengah

Ketegangan semakin meningkat antara Hizbullah Lebanon dan Zionis Israel

Pejuang Hizbullah Lebanon latihan tempur di Aaramta Distrik Jezzine Lebanon Selatan. Ketegangan semakin meningkat antara Hizbullah Lebanon dan Zionis Israel
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Pejuang Hizbullah Lebanon latihan tempur di Aaramta Distrik Jezzine Lebanon Selatan. Ketegangan semakin meningkat antara Hizbullah Lebanon dan Zionis Israel

REPUBLIKA.CO.ID, UE peringatkan eskalasi konflik di Timur Tengah di tengah krisis Gaza

ISTANBUL— Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengeluarkan peringatan mengenai eskalasi atau meningkatnya kekerasan di Timur Tengah di tengah berlangsungnya krisis di Gaza.

Baca Juga

“Kemarin (Sabtu) telah menjadi salah satu hari paling mematikan sejak Oktober dengan sedikitnya 100 warga Palestina dilaporkan meninggal,” kata Josep Borrell melalui sosial media X, Ahad (23/6/2024).

Selain menyoroti jumlah korban, Borrell juga menekankan bahwa situasi masih mengerikan karena sandera masih disandera dan risiko konflik yang lebih luas “yang melibatkan Hizbullah” tampak besar.

“Lonjakan yang terjadi di Lebanon akan berdampak serius terhadap kawasan ini dan sekitarnya,” ucapnya.

Borrell mencatat bahwa situasi ekonomi di Tepi Barat berada di ambang keruntuhan dan kekerasan semakin meningkat. Dia juga mengecam pengabaian terang-terangan terhadap keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 dan kurangnya perbaikan dalam akses dan penyampaian bantuan kemanusiaan.

“Saya kecewa dengan laporan Cindy McCain dari Program Pangan Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia tentang akses kemanusiaan yang masih terhambat,” tambahnya.

Sebuah laporan hak asasi manusia PBB, ucapnya, mendokumentasikan serangan yang tidak proporsional dan tidak pandang bulu. Sementara itu, gedung Palang Merah telah dirusak oleh penembakan.

"Kami mendesak semua pihak sekali lagi untuk menghentikan siklus penderitaan dan kehancuran ini,” tutur dia.

Situasi di perbatasan Israel-Lebanon semakin memburuk setelah dimulainya permusuhan antara Israel dan gerakan perlawanan pejuang Palestina Hamas pada Oktober 2023.

Tentara Israel dan pejuang Hizbullah Lebanon, yang mendukung pihak Palestina dalam konflik dengan Israel, secara rutin saling baku tembak melintasi perbatasan.

Sedangkan pada Selasa (18/6/2024), Israel mengatakan pihaknya menyetujui dan memvalidasi rencana operasional untuk serangan di Lebanon.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (21/6) mendorong Israel dan Lebanon untuk segera memperbarui komitmen mereka pada resolusi Dewan Keamanan 1701 serta menghentikan serangan.

"Para pihak harus segera kembali menjalankan secara penuh resolusi Dewan Keamanan 1701 dan segera kembali menghentikan serangan," kata Guterres kepada wartawan.

Pasukan penjaga perdamaian PBB juga sedang berada di lokasi untuk berupaya meredakan ketegangan, katanya menambahkan.

Israel dan Hizbullah saling melancarkan serangan hampir tiap hari sejak 7 Oktober 2023, yaitu ketika Hamas menyerang Israel dan Israel menyerbu Gaza sebagai balasan.

Pada Selasa, militer Israel IDF mengatakan telah menyetujui dan memvalidasi rencana operasional serangan di Lebanon sebagai bagian dari penilaian situasi.

Israel Katz, menteri luar negeri Israel, mengatakan bahwa Israel sudah hampir mencapai keputusan untuk "mengubah aturan" terhadap Hizbullah.

Katz memperingatkan bahwa serangan skala penuh akan memusnahkan Hizbullah dan menghancurkan Lebanon.

Hampir 37.600 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari korban adalah wanita dan anak-anak dan lebih dari 86 ribu lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di ICJ yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diserbu pada 6 Mei 

photo
BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement