Selasa 25 Jun 2024 12:35 WIB

Cloudrail AI Ikut Bangun Kedaulatan Digital Indonesia

Cloudrail AI menggunakan server yang seluruhnya berbasis di Indonesia.

Red: Satria K Yudha
CEO Cloudrail AI Aditya Sujana (kanan) bertemu dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo, di Jakarta, Senin (24/6/2024).
Foto: Cloudrail AI
CEO Cloudrail AI Aditya Sujana (kanan) bertemu dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo, di Jakarta, Senin (24/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Revolusi digital yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (AI) menimbulkan kekhawatiran akan kerentanan terhadap kedaulatan digital. Data dan informasi tentang masing-masing negara juga dapat disalahgunakan. Apalagi, jika server yang digunakan berada di luar negeri.

Menurut CEO Cloudrail AI Aditya Sujana, beberapa negara telah menerapkan langkah-langkah pencegahan drastis, seperti memblokir akses ke berbagai platform dan produk teknologi global di pasar domestik mereka. Tujuannya untuk menjaga keamanan data dan informasi serta melindungi kedaulatan dan ketahanan nasional di era digital.

Hal tersebut yang membuat pihaknya ingin membangun kedaulatan digital di Indonesia. Aditya mengeklaim Cloudrail AI merupakan perusahaan AI nasional pertama yang menerapkan prinsip kedaulatan data dan AI dalam keseluruhan strategi, bisnis, dan infrastruktur pendukungnya.

Prinsip tersebut yang mendasari teknologi platform komputasi awan GPU milik Cloudrail AI untuk menggunakan server yang seluruhnya berbasis di Indonesia, serta menerapkan enkripsi penuh atas Pertukaran Data Elektronik (Electronic Data Interchange/EDI/user data interchange) di platform Cloudrail dengan platform komputasi AI global (LLM) lainnya.

“CloudRail AI berkomitmen membangun infrastruktur AI yang memanfaatkan potensi teknologi transformatif ini untuk kepentingan semua orang Indonesia dan melindungi kepentingan bangsa dari penyalahgunaan data dan teknologi AI," kata Aditya dalam siaran pers, Selasa (25/6/2024).

Menurut Aditya, Indonesia sebagai bangsa yang sudah dikenal berdaulat, bebas dan aktif dalam pergaulan dunia, harus mencari pendekatan yang lebih terbuka, lebih kolaboratif, namun tetap aman dan berdaulat.

“Ibarat Indonesia yang memulai prinsip non-alignment untuk mendorong pergaulan dan perdamaian dunia lewat Konferensi Asia Afrika di tahun 1955, Cloudrail AI ingin membuat Indonesia kembali menjadi contoh bagaimana melindungi keamanan dan kedaulatan bangsa dalam menghadapi revolusi AI di dunia dengan tetap mengedepankan prinsip market openness dan business friendliness.

Menurutnya, platform Cloudrail AI menyediakan infrastruktur yang aman dan efisien untuk pengembangan AI, memberdayakan inovator Indonesia untuk menciptakan aplikasi terobosan yang menangani tantangan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Aditya menambahkan, Cloudrail AI menawarkan akses prioritas ke perangkat keras GPU NVIDIA terbaru dan model AI yang relevan secara awan (cloud) maupun on-premis. Pihaknya juga menyediakan solusi untuk pengambilan data, validasi data, dan Data-Product-Specification yang saat ini menjadi kontroversi dalam revolusi AI.

“Karena itu, CloudRail AI memungkinkan bisnis dan peneliti Indonesia mempercepat proyek AI mereka tanpa batasan dari awan GPU yang berlokasi offshore, dan tanpa khawatir soal kerahasiaan data serta informasi strategis dan sensitif yang harus diinput. lnfrastruktur berlatensi rendah perusahaan dan kemampuan analitik canggih semakin meningkatkan kinerja dan efisiensi aplikasi AI yang dikembangkan di platformnya.”

Pada Senin (24/6/2024), Aditya Sujana melakukan pertemuan dengan Ketua Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo untuk membahas perkembangan AI. Dalam kesempatan itu, Bambang berharap Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk betul-betul memahami dan memastikan Indonesia siap menghadapi revolusi AI di dunia sambil menjaga kedaulatan bangsa di era digital.

Sementara itu, Menkominfo Budi Arie Setiadi disebut akan mendukung penuh pengembangan solusi AI dalam negeri yang sesuai dengan nilai-nilai Indonesia dan melindungi kedaulatan data negara.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement