Ahad 30 Jun 2024 05:02 WIB

Mengapa Seorang Muslim Harus Bijaksana Memilih Kata-kata yang Diucapkan?

Perkataan Muslim jangan sampai menyakiti hati orang lain.

Diam/Ilustrasi
Foto: Pixabay
Diam/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hati-hati kalau berbicara. Segala ungkapan yang keluar dari mulut kita, jangan sampai malah menyakiti hati orang lain. Lalu harus mengatakan apa dong?

Seorang Muslim perlu menjaga lisan dari ucapan-ucapan yang buruk. Bahkan jika diam menjadi lebih maslahat, maka lebih baik diam.

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah mengatakan yang baik atau diam." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Imam An-Nawawi dalam buku Al-Adzkar menjelaskan, kesahihan hadits tersebut telah disepakati. Nash-nya jelas. Karena itu, tidak pantas mengucapkan kata-kata kecuali bila mengandung kebaikan yaitu ucapan yang jelas mengandung maslahat. Jika kemaslahatan yang ditimbulkan dari ucapan itu masih diragukan, jangan diucapkan.

Imam Syafi'i berkata, "Jika seseorang akan berbicara, maka harus memikirkan terlebih dulu sebelum menyampaikannya. Bila tampak jelas kemaslahatannya, barulah ia boleh mengucapkannya. Jika meragukan kemaslahatannya, maka baiknya tidak berbicara sebelum tampak kemaslahatannya."

Dalam riwayat Abu Musa Al-Asy'ari, sebagaimana dipaparkan dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim, dia menceritakan dirinya saat bertanya kepada Nabi Muhammad.

"Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, orang Muslim seperti apa yang lebih utama?' Beliau menjawab, 'Orang yang menyelamatkan kaum Muslim dari lisan dan tangannya.'"

Rasulullah SAW juga pernah berpesan kepada Ali bin Abi Thalib, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Wasiyatul Mustofa yang disusun oleh Imam Asy Syarani. Salah satu pesannya sebagai berikut:

Rasulullah SAW berpesan, "Wahai Ali, Allah tidak menciptakan di dalam diri manusia itu yang lebih utama daripada lisan. Dengan lisan seseorang bakal masuk surga, dan karena lisan juga seseorang bisa masuk neraka. Maka ikatlah lisan, karena lisan itu ibarat anjing galak."

Pesan tersebut menunjukkan bahwa lisan dapat mengantarkan seorang Muslim ke surga atau neraka. Lisan harus diikat dalam arti dijaga agar tidak asal bicara dan tidak menyampaikan perkataan-perkataan yang buruk.

Seperti mencaci, memfitnah, berbohong dan keburukan lain yang ditimbulkan dari lisan. Jika tidak dijaga, bisa mengakibatkan kemudharatan bagi dirinya dan orang lain.

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement