REPUBLIKA.CO.ID, Timnas Inggris yang dinilai tak meyakinkan di fase grup, pada Ahad (30/6/2024) malam WIB akan berlaga di babak 16 besar Euro 2024 melawan Slovakia di Arena Veltins, Gelsenkirchen, Jerman. Di babak penyisihan grup, Harry Kane dkk malah kalah produktif mencetak gol dari Slovakia yang membuat tiga gol, ketika Inggris hanya bisa mencetak dua gol.
Slovakia juga unggul dalam jumlah peluang dalam tiga pertandingan terdahulu, dengan menciptakan 37 peluang yang 13 di antaranya tepat sasaran. Sebaliknya Inggris, "hanya" membuat 28 peluang yang 10 di antaranya tepat sasaran.
Walau memiliki kuartet serang haus gol dan teruji baik di Liga Inggris maupun Liga Jerman, pelatih Gareth Southgate kesulitan mengeksploitasi kemampuan super lini depannya. Musim lalu, 2023-2024, kuartet Phil Foden, Jude Bellingham, Bukayo Saka dan Harry Kane total mencetak 114 gol untuk klub-klubnya. Tapi sentuhan emas mereka tak muncul justru saat dikumpulkan dalam satu tim.
Aspek ini menguntungkan bagi lawan-lawannya, terutama mereka yang mengandalkan pemainan kolektif apalagi kalau lawan itu tengah naik kepercayaan dirinya. Itulah yang tengah dirasakan Slovakia, terutama setelah menumbangkan Belgia yang selain berperingkat jauh di atas mereka tapi juga di atas Inggris. Belgia berperingkat 3, Inggris 4, dan Slovakia 48.
Sama seperti Inggris yang menang satu gol dari Serbia, Slovakia menjungkalkan Belgia yang favorit juara Euro 2024 juga dengan dua gol, tapi dari peluang yang jauh lebih banyak dari Inggris. Jika Inggris membuat lima peluang yang satu di antaranya tepat sasaran kala melawan Serbia maka Slovakia membuat 10 peluang yang 4 di antaranya tepat sasaran saat menghadapi Belgia.
Itu adalah salah satu contoh bukti mengenai hasil dari ketidakpaduan lini depan di sisi Inggris, dan produk dari sebuah tim yang padu di sisi Slovakia. Aspek itu pula yang akan dimanfaatkan Slovakia the Falcons atau Si Elang, untuk menjadikan Inggris sebagai korban besar kedua setelah Belgia.
Slovakia sendiri kalah dan ditahan seri oleh dua tim yang sama-sama mengandalkan permainan kolektif (Ukraina dan Rumania), tapi mengalahkan tim bertabur bintang yang tak bermain dalam kohesi tinggi seperti Belgia.