REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peluang terjadinya agresi militer Israel ke Lebanon kian menjadi nyata. Israel tengah bersiap meluncurkan serangan darat ke negara yang diperkuat dengan kekuatan militer kelompok Hizbullah. Bagaimana kelompok ini bisa melawan teknologi tempur canggih Israel?
Israel yang masih pontang-panting menghadapi Hamas akan melawan kelompok perlawanan Islam asal Lebanon, Hizbullah, yang dilaporkan memiliki persenjataan jauh lebih canggih ketimbang Hamas. Hizbullah bahkan disebut-sebut memiliki kemampuan untuk meluncurkan seribu rudal ke ibu kota Israel, Tel Aviv dalam waktu dua jam. Laporan yang diterbitkan media Israel tersebut menunjukkan bahwa beberapa dari rudal ini akan dipandu secara presisi. Sementara itu, rudal lainnya akan diarahkan ke gedung pencakar langit di Tel Aviv.
Meski demikian, laporan tersebut tidak membahas target potensial yang berdekatan dengan gedung-gedung, yang telah diidentifikasi oleh Hizbullah sebagai “target dalam perang berikutnya,” menurut pernyataan mereka yang dikutip kantor berita asal Lebanon Al Mayadeen yang dikutip Republika dari Jakarta belum lama ini.
Terakhir, peluru kendali Hizbullah dilaporkan mampu menghancurkan sebuah tank Merkava Israel dan kendaraan pemulihan lapis baja Nemmera (ARV) di situs Roueissat al-Alam di perbukitan Kfar Chouba, Lebanon yang diduduki Israel pada Sabtu (29/6/2024) sore.
Para pejabat Israel mengakui bahwa kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, telah berhasil mengosongkan permukiman Yahudi di wilayah utara Palestina yang diduduki tanpa menggunakan kekuatan apa pun. Menurut para pejabat, komandan pasukan penjajah Israel di wilayah utara telah menerima instruksi untuk tidak meningkatkan konfrontasi dengan perlawanan Lebanon.
Koresponden Al-Mayadeen melaporkan bahwa beberapa rudal berat diluncurkan dari Lebanon pada Jumat larut malam, menghantam setidaknya lima lokasi militer pendudukan Israel, termasuk barak dan tempat berkumpul, di al-Jalil Barat yang diduduki di Palestina dalam waktu kurang dari dua jam.
Mantan pejabat Shin Bet, Dvir Karev, mengatakan kepada stasiun berita Israel, Channel 13, pasukan mereka sedang melakukan perang ketiga dengan Lebanon. Hizbullah memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada Hamas, baik dalam hal persenjataan maupun kekuatan. Dia mempertanyakan apakah kekuatan pasukan penjajah cukup untuk melawan Hizbullah dan menyatakan harapan bahwa konfrontasi akan tetap pada tingkat yang rendah, mengingat banyaknya korban di pihak Israel.
Ketua Serikat Pilot Israel, Meidan Barr, menunjukkan bahwa ada "industri militer yang maju di Timur Tengah." Dia menambahkan, “Siapa yang percaya bahwa mereka akan mengembangkan rudal di Gaza dan Tepi Barat?" Barr menggambarkan rekaman yang dipublikasikan oleh Hizbullah sebagai hal yang menakutkan, mengingat Hizbullah memiliki rudal sekelas Burkan.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Kelompok Perlawanan Lebanon, Hizbullah, Sheikh Naim Qassem berjanji akan meningkatkan jangkauan rudal jika perang yang dilancarkan Israel menjadi meluas. Jika Tel Aviv memperluas agresinya, Nassem mengatakan, Hizbullah akan mengembangkan jangkauan rudal tahap keempat dengan kekuatan dan kemampuan yang mengagumkan.
Dia menjelaskan, setiap diskusi politik tentang front selatan akan ditunda sampai perang di Gaza berakhir. "Kami akan terus memerangi rezim Zionis dan membantu rakyat," kata Qassem.
Hizbullah melancarkan serangan terhadap target yang dikuasai Israel dalam upaya menekan rezim Zionis supaya menghentikan upaya genosida di Gaza. Militer Israel baru-baru ini menargetkan penyeberangan perbatasan Lebanon. Sejauh ini puluhan ribu Zionis telah meninggalkan wilayah perbatasan Lebanon lantaran takut akan serangan balasan.