Setelah maraknya imigrasi Zionis ke Palestina, pada 1929 meledak juga kerusuhan dengan komunitas Arab. Benar saja, kedatangan Zionis membuat Haredi ikut jadi korban. Beberapa masih mengharapkan aliansi Yahudi-Arab melawan Zionis, namun kondisi kian tak memungkinkan.
Hingga akhirnya pada 1937 kelompok Haredi terlibat bentrok dengan komunitas Arab. Selain itu, terjadi juga Holocaust di Jerman yang menghancurkan komunitas Yahudi di Eropa. Kedua faktor ini kemudian membuat kelompok Haredi bersedia berkompromi dengan kelompok Zionis.
Peter Lintr dalam artikelnya The Haredim as a Challenge for the Jewish State menuliskan bahwa Terlepas dari kompromi itu, mereka tetap menolak ikut serta secara aktif dalam negara Zionis, setidaknya hingga negara itu benar-benar dijalankan dengan hukum Taurat. Sikap kompromi setengah hati itu berujung pada kebijakan mengecualikan para pemuda Haredi yang sedang belajar agama dari wajib militer.
Belakangan, seiring terus berkurangnya tentara Zionis yang tewas saat menyerang Jalur Gaza, aturan itu dicabut Mahkamah Agung. Hal ini kemudian membuat kelompok Haredi meradang.
מטחי אבנים בלתי פוסקים של מפגינים חרדים על כוחות מג״ב.
עימותים קשים במקום pic.twitter.com/OZmQKPTjdO
— רוני גרין שאולוב - Roni Green Shaulov (Ronigreensha) June 30, 2024