REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raksasa teknologi Samsung Electronics memprediksi labanya untuk tiga bulan hingga Juni 2024 akan melonjak 15 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini adalah pemulihan yang kuat setelah pada tahun 2023 bisnis Samsung cenderung suram.
Dikutip dari BBC, salah satu faktor pendorong pertumbuhan laba yang fantastis adalah teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menaikkan harga chip canggih. Raksasa teknologi Korea Selatan ini adalah pembuat chip memori, telepon pintar, dan televisi terbesar di dunia.
Pengumuman tersebut mendorong saham Samsung naik lebih dari 2 persen selama jam perdagangan awal di Seoul. Perusahaan itu juga melaporkan kenaikan laba lebih dari 10 kali lipat pada tiga bulan pertama tahun ini. Pada kuartal ini, perusahaan mengatakan pihaknya memperkirakan laba akan naik menjadi 10,4 triliun won atau sekitar dari 670 miliar won tahun lalu. Angka tersebut melampaui perkiraan analis sebesar 8,8 triliun won, menurut LSEG SmartEstimate.
"Saat ini kami melihat permintaan yang meroket untuk chip AI di pusat data dan telepon pintar," kata Kepala analis di firma riset dan penasihat ITR Corporation Marc Einstein dikutip BBC, Sabtu (6/7/2024).
Optimisme terhadap AI menjadi salah satu alasan reli pasar yang lebih luas selama setahun terakhir, yang mendorong S&P 500 dan Nasdaq di Amerika Serikat mencapai rekor baru pada hari Rabu.
Nilai pasar raksasa pembuat chip Nvidia melonjak melampaui 3 triliun dolar AS pada bulan lalu, dan sempat menduduki posisi teratas sebagai perusahaan paling berharga di dunia. "Ledakan AI yang sangat mendongkrak Nvidia juga mendongkrak pendapatan Samsung dan seluruh sektor," imbuh Einstein.
Pekan depan, raksasa teknologi di Korea Selatan itu menghadapi kemungkinan pemogokan selama tiga hari, yang diperkirakan akan dimulai pada hari Senin. Serikat pekerja menuntut sistem yang lebih transparan untuk bonus dan waktu istirahat.