Rabu 10 Jul 2024 22:30 WIB

DPR Dukung PMN 2025 untuk BUMN Senilai Rp 44,2 Triliun

PMN yang diberikan negara saat ini jumlahnya jauh lebih kecil dari setoran dividen BU

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sembilan fraksi yang bernaung di Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan sikap dukungan atas usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2025. Dalam Rapat Kerja Kementerian BUMN dengan Komisi VI (DPR) RI di Jakarta, Rabu (10/7/2024), sidang yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VI Sarmuji memahami dan menerima usulan yang disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir demi keberlangsungan pembangunan serta pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Dalam RDP tersebut, Sarmuji dari Partai Golkar menyatakan, banyak pertimbangan positif berdasarkan kinerja Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN dalam beberapa tahun terakhir yang membuat usulan PMN sebesar Rp 44,249 triliun disetujui hampir semua anggota Komisi VI itu. Salah satunya, PMN yang diberikan negara saat ini jumlahnya jauh lebih kecil daripada setoran dividen yang diberikan BUMN untuk negara.

Baca Juga

Hal senada diungkapkan wakil dari fraksi PDIP, Haris Turino yang menyadari dividen yang diberikan BUMN kepada negara Rp 279,7 triliun selama 2019-2024 lebih besar dibandingkan dengan realisasi PMN yang hanya Rp 226,1 triliun.

"Selain menyumbangkan dividen kepada negara, kami mengapresiasi bahwa BUMN turut berkontribusi dalam penerimaan negara melalui PNBP, dengan demikian dalam rangka mendukung kinerja BUMN lebih baik ke depan, maka kami mendukung pemberian PMN kepada BUMN," ujar Haris.

Dukungan juga dilayangkan dari Fraksi PKB. Melalui juru bicara PKB, Tommy Kurniawan, partainya ingin PMN 2025 dapat semakin mempercepat kinerja perusahaan- perusahaan BUMN.

"Kami juga berharap perusahaan yang menerima PMN harus dapat menunjukkan perubahan kerja agar pemberian PMN bersifat riil dan pengggunaan harus selektif, serta bermanfaat untuk Untk peningkatan daya beli, kesempatan kerja, sesuai peran BUMN," kata Tommy. 

Fraksi Gerindra juga menyetujui pengajuan penyertaan modal negara (PMN) 2025 sebesar Rp 44 triliun. Wakil Ketua VI DPR dari Fraksi Gerindra Mohamad Hekal mengatakan lampu hijau dari Gerindra tak lepas dari pencapaian apik BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami bangga walau banyak kritik dengan PMN tapi dividennya telah berkontribusi melebihi apa yg kita gunakan kembali dalam PMN. Mudah-mudahan PMN yang kita tanam sekarang akan membuahkan hasil di periode yang akan datang," ujar Hekal saat rapat kerja dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Hekal menyampaikan Fraksi Partai Gerindra melihat secara umum apa yang diusulkan BUMN semuanya menyangkut hajat hidup orang banyak. Hekal mencontohkan PMN untuk sektor industri, transportasi, ketahanan pangan, ketahanan negara, industri obat-obatan pengembangan usaha masyarakat kecil untuk mendukung program KUR, hingga infrastruktur yang dibangun BUMN karya.

Hekal menyampaikan memang BUMN belum sempurna. Namun fraksi Gerindra mendukung upaya presiden terpilih Prabowo Subianto dengan meningkatkan pembangunan yang maba salah satunya melalui BUMN.

"Ini sudah di arah yang benar, apa yang diusulkan Menteri BUMN sudah di jalan yang benar, jadi Fraksi Partai gerindra bisa menyetujui PMN sebesar Rp 44 triliun," kata Hekal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement