Abayat mengatakan dia diwawancarai oleh seorang petugas dari Shin Bet, badan intelijen internal Israel, yang bertanya kepadanya: “Apakah Anda bersama kami atau bersama mereka?”
Ia mengenang saat menjawab, ”Saya tidak bersama siapa pun. Saya seorang penduduk Palestina. Anda mengambil seorang pria yang damai dari rumahnya. Saya menantang seluruh Israel: apakah saya punya senjata? Apakah mereka menangkap saya saat saya menembak mereka? Saya sedang tidur dengan anak-anak kecil saya di antara bayi saya dan istri saya yang sedang hamil.”
Usai interogasi, pemukulan kembali terjadi. “Mereka memasukkan saya ke dalam tas. Kaki saya patah,” kata Abayat sambil menarik kembali bed cover hingga terlihat bekas lukanya.
Dia ingat ditempatkan di dalam van berisi apa yang dia sebut “gas beracun” sampai dia pingsan.