Senin 15 Jul 2024 06:05 WIB

141 Warga Gaza Syahid, Banyak Jenazah yang Masih Tertimbun dan Telantar di Jalan

Serangan Israel terhadap sistem kesehatan dan petugas medis masih berlanjut.

Petugas medis menangani korban anak yang diserang di Al-Muwaisi, Gaza.
Foto: Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza
Petugas medis menangani korban anak yang diserang di Al-Muwaisi, Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan di Gaza telah melakukan empat kali pembantaian terhadap keluarga-keluarga di jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Menurut data  yang dirilis pada Ahad (14/7/2024) atau hari ke-282 sejak agresi Israel, sebanyak 141 orang syahid sementara 400 lainnya luka-luka. 

"Sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan bangunan dan di jalanan, ambulans dan kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka,"tulis keterangan Kementerian Kesehatan di Gaza kepada Republika.

Baca Juga

Serangan terbaru terjadi di zona aman Al-Muwaisi, Khan Younis, dimana sekitar 90 warga sipil tewas separuhnya adalah wanita dan anak-anak. Sementara itu, 300 orang lainnya terluka. 

Jumlah korban agresi Israel telah meningkat menjadi 38.584 orang syahid dan 88.881 orang luka-luka sejak tanggal 7 Oktober lalu. Jumlah kumulatif syuhada sejak awal agresi mencapai 38.584 syuhada, di mana 28.823 di antaranya memiliki data lengkap di Kementerian Kesehatan, di samping 9.761 syuhada yang datanya tidak lengkap.

 

Serangan Israel terhadap sistem kesehatan dan para petugas medis dilaporkan masih terus berlanjut. Kementerian Kesehatan merilis, puluhan institusi kesehatan telah rusak, lebih dari 500 tenaga kesehatan dan spesialis medis menjadi martir, dan sedikitnya 310 di antaranya ditangkap.

Penargetan pasukan penjajah terhadap pusat-pusat kesehatan dan rumah sakit menyebabkan 24 dari 38 rumah sakit pemerintah dan swasta tidak bisa beroperasi. Sementara itu, 14 pusat kesehatan lainnya masih beroperasi sebagian. Serangan Israel juga membuat 64 pusat kesehatan dari 90 pusat kesehatan tidak dapat beroperasi. Sedangkan, lebih dari 130 mobil dihancurkan.

Kementerian Kesehatan juga mencatat, permintaan untuk berobat ke luar negeri mencapai 25.000 orang.  Jumlah yang mendapat koordinasi dan persetujuan untuk melakukan perjalanan hanya mencapai 6.645 orang. Mereka yang bisa melakukan perjalanan ke luar Jalur Gaza hanya 4.895 orang yang terluka dan sakit. Selain itu, perlintasan tidak lagi berfungsi karena ditutup oleh pasukan penjajah Israel sejak 5 Juli 2024.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement