Jumat 19 Jul 2024 09:26 WIB

Berdayakan Pensiunan, Unisba Gelar Pelatihan Usaha Pembuatan Tas Rajut

Peserta mendapat pelatihan soal perhitungan harga pokok produk dan harga jualnya

Pelatihan pembuatan tas rajut
Foto: Dok Republika
Pelatihan pembuatan tas rajut

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Rendahnya penghasilan yang diterima oleh para pensiunan. Sehingga, menimbulkan  permasalahan yang masif dan menimbulkan kecemasan bagi para pensiunan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belum termanfaatkannya seluruh potensi dan sumber daya yang ada baik dari sisi pendidikan, keterampilan, waktu, maupun dana untuk sebuah kegiatan yang produktif dapat memberikan dampak kontribusi yang besar bagi perekonomian keluarga.

Menurut Ketua Tim PKM-LPPM UNISBA Dr Nurleli, SE MSi Ak CA, terdapat dua permasalahan utama yang kini dihadapi para pensiunan Dana Pensiun Yayasan Unisba. Yaitu pertama, belum mampu memanfaatkan potensi dalam melaksanakan usaha produktif. Serta, tidak semua para pensiunan memahami akuntansi keuangan, khususnya dalam menghitung harga pokok produk dan menetapkan harga jual.

Baca Juga

Berdasarkan permasalahan tersebut, kata dia, pihaknya menggelar pendampingan pada para pensiunan dengan mengusung tema “Pendampingan Pemberdayaan Para Pensiunan Unisba dalam Pelatihan Kerajinan Tas Rajut serta Perhitungan Harga Pokok Produksi”. Tujuannya, memberikan solusi melalui pelatihan dan pendampingan entreuneurship. Yakni, berupa pelatihan membuat produk yang memiliki daya jual yang tinggi. Salah satunya, kerajinan tas rajut atas karya sendiri. Selain itu, para peserta memperoleh pelatihan mengenai perhitungan harga pokok produk dan harga jualnya.

Nurleli mengatakan, kegiatan PKM pada para pensiunan dilaksanakan dalam beberapa kegiatan. Yaitu, pengumpulan data potensi dan permasalahan mitra, penentuan materi pelatihan perhitungan harga pokok, dan pembuatan kerajinan tas rajut.

"Pelatihan ini diikuti 12 ibu-ibu pensiunan yang belum satu pun pernah belajar rajutan. Sehingga, pendampingan dilakukan dengan mengenalkan jenis benang rajut serta jenis jarum dan alat-alat lain yang digunakan, hingga dijelaskan bagaimana menghitung harga pokok produknya," paparnya.

Menurut Nurleli, harga pokok produksi rajut ini perlu dipahamkan kepada para pensiunan agar dapat menghitung harga jual yang wajar. Setelah memperoleh pelatihan, para peserta sudah bisa membuat tas dompet, tas untuk mukena, dan lainnya yang diharapkan dari pembelajaran pendampingan ini bermanfaat untuk para pensiun dalam memperoleh pendapatan tambahan dan bermanfaat bagi keluarganya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement