Sabtu 20 Jul 2024 21:17 WIB

Helikopter Jatuh di Bali, Menparekraf: Tak Boleh Saling Menyalahkan, Tunggu Investigasi

Menparekraf Sandiaga Uno sempat mendapat tawaran untuk menaiki helikopter itu.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Petugas memeriksa helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat (19/7/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Petugas memeriksa helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat (19/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meminta semua pihak tidak saling menyalahkan terkait tragedi jatuhnya helikopter wisata di kawasan Suluban, Desa Pecatu, Badung, Bali pada Jumat (19/7/2024). Sandiaga meminta semua pihak menunggu hasil investigasi.

"Tentunya kita prihatin, tapi juga kita bersyukur bahwa tidak ada korban. Tapi, ini tentunya hal yang perlu ditindaklanjuti, diinvestigasi, dan kita tidak boleh langsung saling menyalahkan. Kita tunggu hasil investigasinya," kata Sandiaga di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (20/7/2024).

Baca Juga

Sandiaga mengaku sempat mendapat tawaran hingga hampir menjadwalkan menaiki helikopter wisata tersebut. "Sepertinya helinya sudah melalui proses sertifikasi dan helinya itu layak terbang. Tentunya juga dikomandoi oleh tim yang mumpuni, tapi kita tunggu hasil dari investigasi," ujar dia.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyebut helikopter tersebut merupakan salah satu layanan wisata di Bali untuk melihat keindahan pemandangan Pulau Dewata dari ketinggian. "Kita jangan suudzon (berburuk sangka), kita tunggu hasil dari investigasi. Mudah-mudahan nanti bisa memberikan input penyelenggaraan kegiatan wisata yang menggunakan heli atau fasilitas lainnya," kata dia.