REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur (Cagub) Anwar Hafid akan membenahi masalah infrastruktur jalan hingga pelosok Sulawesi Tengah (Sulteng). Melalui program Berani Lancar, Anwar Hafid tingkatkan seluruh jalan di desa-desa setelah melihat banyak warga tidak maksimal menjalankan aktifitasnya karena akses jalan yang rusak.
"Pertama akan dibenahi perbaikan infrastruktur jalan, karena memang daerah ini banyak sekali potensinya hanya kekurangan infrastruktur sehingga masyarakat belum maksimal memasarkan dan beraktifitas sebagaimana biasa," kata Anwar Hafid, Jumat (19/7/2024).
Pernyataan ini disampaikan Anwar Hafid saat berkunjung ke Kecamatan Rio Pakava, Kabupaten Donggala, salah satu wilayah terjauh dan terisolir di Sulteng. Anwar Hafid menjelaskan bahwa ia memilih Rio Pakava karena letak geografisnya yang terpencil, yang hanya bisa dicapai melalui jalan di daerah Pasang Kayu, Sulawesi Barat sehingga memerlukan perhatian.
“Kami memilih Rio Pakava sebagai tempat paling jauh di Sulawesi Tengah, karena untuk sampai kesini harus jalan via daerah Pasang Kayu, Sulawesi Barat dulu. Begitu pula jalannya jelek," ucap Anwar Hafid.
Diketahui, untuk mencapai Rio Pakava di Donggala, perjalanan harus melewati Kabupaten Pasangkayu dengan jarak tempuh sekitar 40 kilometer, yang biasanya memakan waktu sekitar satu jam dalam kondisi normal untuk sampai ke Rio Pakava.
Menurut Anwar Hafid, Rio Pakava adalah daerah potensial di Sulteng, namun infrastruktur yang buruk, seperti jalan yang belum beraspal dan berbatu, menyebabkan rumah warga penuh dengan abu jalanan.
Melihat kondisi ini, Anwar Hafid melalui program "Berani Lancar" akan mengoptimalkan infrastruktur dalam waktu kurang dari dua tahun, termasuk pembangunan jalan di Rio Pakava yang akan terintegrasi dengan targetnya membangun 1.000 kilometer tol desa.
Tidak berhenti di situ, Anwar Hafid berkomitmen untuk menjamin kesejahteraan petani kelapa sawit. Dengan cara membangun pabrik kelapa sawit yang seluruh pengelolaannya akan diberikan kepada warga.
Baginya, langkah ini tidak akan sulit, sebab ia pernah melakukan hal serupa ketika menjabat sebagai Bupati Morowali. Dengan cara membangun pabril kelapa sawit, petani sawit tidak susah lagi mencari pembeli dan harganya juga naik, menjamin kesejahteraan petani sejalan dengan program Anwar Hafid yakni Berani Panen Raya.
“Dulu waktu di Morowali, saya hadirkan pabrik kelapa sawit, dengan begitu, petani sawit tidak susah lagi mencari pembeli dan harganya juga naik, dibanding sebelum adanya pabrik,” pungkasnya.