Senin 22 Jul 2024 19:16 WIB

Berat Mengerjakan Sholat Isya dan Subuh bagi Orang Munafik, Mengapa?

Orang munafik berat melaksanakan sholat subuh dan isya.

Pemandangan kota Makkah terlihat dari Jabal Nur, Makkah, Senin (24/6/2024) menjelang Subuh. Jabal Nur menjadi tempat diturunkannya ayat pertama dalam Alquran. Ada lima ayat yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Lima ayat dalam surat Al Alaq itu turun di Gua Hira, yang terletak di puncak Jabal Nur.
Foto: Republika/Muhyiddin
Pemandangan kota Makkah terlihat dari Jabal Nur, Makkah, Senin (24/6/2024) menjelang Subuh. Jabal Nur menjadi tempat diturunkannya ayat pertama dalam Alquran. Ada lima ayat yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Lima ayat dalam surat Al Alaq itu turun di Gua Hira, yang terletak di puncak Jabal Nur.

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Waktu Isya dan Subuh memiliki banyak keutamaan. etapi pada waktu tersebut, banyak orang yang lalai mengerjakan sholat Isya dan Sholat Subuh. Mengapa demikian? 

Baca Juga

حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنْ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ الْمُؤَذِّنَ فَيُقِيمَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا يَؤُمُّ النَّاسَ ثُمَّ آخُذَ شُعَلًا مِنْ نَارٍ فَأُحَرِّقَ عَلَى مَنْ لَا يَخْرُجُ إِلَى الصَّلَاةِ بَعْدُ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh berkata, telah menceritakan kepada kami bapakku berkata, telah menceritakan kepada kami Al A'masy berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Shalih dari Abu Hurairah berkata: Nabi ﷺ bersabda: "Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang Munafik kecuali sholat Subuh dan Isya. Seandainya mereka mengetahui (kebaikan) yang ada pada keduanya tentulah mereka akan mendatanginya walau harus dengan merangkak. Sungguh, aku berkeinginan untuk memerintahkan seorang muazin sehingga sholat ditegakkan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang sholat, lalu aku menyalakan api dan membakar (rumah-rumah) orang yang tidak keluar untuk sholat berjamaah (tanpa alasan yang benar)." (HR Bukhari nomor 657 dalam Fathul Bari).

Al Hafiz Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari menjelaskan bahwa Imam Bukhari menyebutkan satu hadits yang menunjukan keutamaan sholat Isya dan sholat subuh. Kalimat لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ (tidak ada sholat yang lebih berat) menurut Ibnu Hajar Al Asqalani hal ini memberi asumsi bahwa semua sholat pada dasarnya berat bagi orang munafik. Di antara dalil yang menguatkan hal itu adalah firman Allah SWT:

…وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ…..

Artinya: … dan mereka tidak mengerjakan sholat melainkan dengan bermalas-malasan… (bagian dari ayat ke-54 surat At Taubah). 

Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani yang menjadi sebab kuat orang munafik meninggalkan sholat Isya dan Subuh adalah karena dua waktu itu merupakan waktu istirahat dan waktu paling nikmat untuk tidur.

وإنما كانت العشاء والفجر أثقل عليهم من غير هما لقوة الداعي إلى تركهما ، لأن العشاء وقت السكون والراحة والصبح وقت لذة النوم . وقيل وجهه كون المؤمنين يفوزون بما ترتب عليهما من الفضل لقيامهم بحقهما دون المنافقين. 

Artinya: Dan adapun sholat Isya dan Subuh lebih berat bagi mereka (orang munafik) dibanding sholat-sholat lainnya yaitu karena kuatnya ajakan untuk meninggalkan keduanya. Karena waktu Isya itu waktunya ketenangan dan istirahat dan waktu subuh adalah waktu paling nikmatnya untuk tidur. Dan dikatakan sebagian ulama bahwa maknanya adalah agar orang-orang mukmin mendapatkan keberuntungan berupa keutamaan pahala dari sholat Isya dan Subuh karena telah menunaikan hak-hak keduanya, yang berbeda dengan orang-orang munafik. (Lihat kitab Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari, penerbit Darul Thiyyibah, Riyadh Arab Saudi, juz 2, halaman 497). 

Bila orang-orang munafik itu mengetahui keutamaan sholat Isya dan Subuh pasti mereka pun akan datang ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah meskipun dengan cara merangkak. 

Dalam hadits tersebut juga tergambar ketidak senangan Rasulullah kepada orang-orang yang tidak sholat berjamaah tanpa adanya alasan yang dibenarkan. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement