REPUBLIKA.CO.ID, BELEM -- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan transisi menuju energi rendah karbon dunia membutuhkan modal 3 triliun dolar AS atau sekitar Rp 48,8 ribu triliun (kurs Rp 16.285 per dolar AS) setiap tahunnya hingga 2050. Jumlah kebutuhan dana itu jauh di atas pendanaan tahunan saat ini.
Yellen mengatakan mencapai tujuan nol-emisi masih menjadi prioritas utama pemerintah Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris. Ia menegaskan upaya mencapai tujuan itu membutuhkan kepemimpinan di luar AS.
"Mengabaikan upaya mengatasi perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati dan alam tidak hanya buruk bagi lingkungan tapi juga bagi kebijakan ekonomi," kata Yellen dalam pidatonya Ahad (28/7/2024).
Hal ini ia sampaikan seusai menghadiri pertemuan menteri keuangan G-20 di Rio de Janeiro pada Kamis (25/7/2024) dan Jumat (26/7/2024) lalu. Pada tahun 2022, negara-negara kaya memobilisasi dan menyediakan dana sebesar 116 miliar dolar AS untuk pendanaan iklim negara-negara berkembang.
Sekitar 40 persen berasal dari bank-bank pembangunan multilateral (MDB). Yellen mengatakan bank-bank termasuk Bank Dunia dan Bank Pembangunan Antar-Amerika (IDB) menetapkan target baru.
Ia mengatakan kebutuhan pendanaan merupakan satu peluang ekonomi besar pada abad ke-21 dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan inklusif. Termasuk negara-negara yang sangat membutuhkan investasi.
Selama di Belem, Yellen bertemu menteri-menteri keuangan lembah Amazon dan Presiden IDB Ilan Goldfanj. Ia menegaskan komitmen AS pada platform Amozonia Forever milik IDB yang memberikan pendekatan holistik pada pembangunan keberlanjutan di kawasan melalui pendanaan, persiapan proyek dan kolaborasi. "Kami berharap program ini akan memberi insentif besar pada investasi sektor swasta di kawasan yang mendukung alam," tambahnya.
Ia mengatakan bank-bank juga harus mengkatalisasi model-model bisnis baru untuk memobilisasi investasi yang mendukung alam dan keanekaragaman hayati sambil memperkuat ekonomi dan memajukan transisi iklim.
Sebelumnya pada Sabtu (27/7/2024), Yellen meluncurkan inisiatif baru dengan negara-negara di lembah Amazon, yakni Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, dan Suriname untuk memerangi kejahatan terhadap alam, seperti pembalakan liar dan pemanenan satwa liar serta mineral, yang mengancam keanekaragaman hayati dan ekosistem Amazon.