REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Pemerintah Iran mengingatkan, akan ada konsekuensi atas tindakan militer Israel terhadap Lebanon. Melalui pernyataan pada Ahad (28/7), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menekankan, setiap “tindakan bodoh” yang dilakukan Israel bisa meningkatkan ketidakstabilan, ketidakamanan, dan kobaran api perang di kawasan.
Kanaani menegaskan, tanggung jawab atas konsekuensi serangan tersebut berada di tangan Israel.Dia juga mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk bertindak berdasarkan tanggung jawab internasional dan moral mengenai perdamaian dan keamanan global”dan mencegah Israel mengobarkan api perang di Gaza dan tempat-tempat lain.
Dia memperingatkan Israel untuk tidak melakukan serangan baru terhadap Lebanon usai Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel, diserang roket pada Sabtu (27/7) hingga menewaskan sedikitnya 12 orang. Israel mengaitkan serangan ke lapangan sepak bola di Kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan tersebut dengan kelompok Hizbullah Lebanon.
"Intelijen kami menegaskan. Hizbullah bertanggung jawab atas pembunuhan anak-anak tak berdosa di Majdal Shams," kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari pada Sabtu. Ia menyatakan tekad Israel untuk melakukan pembalasan.
Hizbullah, sementara itu, “dengan tegas menyangkal” memiliki peran apa pun dalam serangan maut itu, yang terjadi di tengah peningkatan ketegangan antara kedua pihak yang bertikai.
Kanaani menyebut Israel berusaha mengalihkan opini publik dan perhatian global dari kejahatan yang dilancarkannya di Jalur Gaza hingga menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina sejak 7 Oktober tahun lalu.
Dia mengatakan, klaim Israel mengenai serangan Majdal Shams adalah "skenario yang dibuat-buat." Menurut dia, Tel Aviv "tidak memiliki moral yang cukup untuk menilai dan mengomentari insiden tersebut."
Kanaani menyeru masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), “untuk mendukung stabilitas dan keamanan di Lebanon dan kawasan atas serangan rezim Zionis yang agresif."