Ahad 04 Aug 2024 08:12 WIB

Harapan Syahid yang tak Tercapai

Khalid bin Walid begitu sedih bahwa dirinya akan mati bukan di medan jihad.

Red: Hasanul Rizqa
Khalid bin Walid (ilustrasi)
Foto: officeboots
Khalid bin Walid (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khalid bin Walid adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang berjulukan Saifullah (Perang Allah). Baik pada masa kafir maupun Islamnya, tokoh Quraisy itu masyhur akan keahliannya di medan tempur.

Masuk Islamnya Khalid tidak terjadi begitu saja, tapi setelah pergulatan batin yang panjang. Hal itu dimulai ketika kekuatan umat Islam semakin terkonsolidasi di Madinah.

Baca Juga

Enam tahun setelah peristiwa hijrah, Perjanjian Hudaibiyah terjadi antara Rasulullah SAW dan pemimpin Quraisy. Dalam pada itu, kedua belah pihak menyepakati masa damai 10 tahun lamanya.

Adanya kesepakatan Hudaibiyah memungkinkan, antara lain, orang-orang Quraisy Makkah bebas masuk dan keluar Madinah. Selama di kota itu, mereka menyasikan langsung, bagaimana Nabi Muhammad SAW memimpin masyarakat. Akhirnya, banyak yang menyadari bahwa kehadiran Rasulullah SAW sungguh-sungguh menebar maslahat. Tidak ada pamrih duniawi pada diri beliau.