Selasa 06 Aug 2024 06:45 WIB

Kerusuhan Inggris Picu Keresahan Mahasiswa Indonesia

Kerusuhan anti-Islam masih terus terjadi di Inggris hingga Senin malam.

Red: Fitriyan Zamzami
Sebuah mobil terbakar di Parliament Road, di Middlesbrough, Inggris, menyusul protes anti-imigrasi pada Ahad, 4 Agustus 2024.
Foto: Owen Humphreys/PA via AP
Sebuah mobil terbakar di Parliament Road, di Middlesbrough, Inggris, menyusul protes anti-imigrasi pada Ahad, 4 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Kerusuhan yang dipicu oleh ekstremis sayap kanan di Inggris telah menyebar ke banyak kota sejak insiden penusukan tiga anak perempuan di Southport, Merseyside, Senin (29/7) lalu. Di malam berikutnya (30/7), kerusuhan pecah dekat sebuah masjid di Southport dan mulai menyebar ke berbagai kota lain di Inggris.

Kerusuhan-kerusuhan yang masih berlanjut hingga Senin (5/8/2024) tersebut menimbulkan kekhawatiran tersendiri pada warga negara Indonesia yang sedang belajar di sana. Koresponden khusus Republika Zainur Mahsir Ramadhan menuliskan kerisauan-kerisauan tersebut.

Baca Juga

Bukannya meredam, kurang dalam sepekan Muslim di Inggris dibuat makin gamang. Mengapa bisa terjadi? Pelaku yang disebut masih bawah umur, tidak bisa diumumkan identitasnya menurut ketentuan negara. Spekulasi muncul, dan ekstremis sayap kanan menggembar-gemborkan jika pelaku adalah pencari suaka dan beragama Muslim. Konfirmasi jika tersangka bukan migran dan Muslim dari pihak berwajib tak dipedulikan. Kerusuhan kian meluas. 

Kurang dalam sepekan, kerusuhan Southport digadang-gadang menjadi kerusuhan terburuk sejak satu dekade lalu, atau dikenal sebagai kerusuhan London. KBRI di London memang telah mengeluarkan anjuran untuk waspada kepada para WNI. Hal ini merujuk pada kondisi yang ada. Terlebih, di sosial media, ramai pula aksi-aksi susulan di kota-kota lain di Inggris, salah satunya targetnya London.