Selasa 06 Aug 2024 07:21 WIB

Tegang Tunggu Serangan Balasan Iran, Bursa Saham Israel Anjlok

Indeks TA-35 turun hingga ke titik terendah sejak Februari.

Red: A.Syalaby Ichsan
Bursa Saham (Ilustrasi)
Foto: AP Photo/Richard Drew
Bursa Saham (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Saham-saham Israel anjlok paling dalam pada Senin (5/8/2024) sejak Oktober 2023 lalu seiring adanya kekhawatiran akan potensi pembalasan dari Iran dan berbagai front perlawanan. Ambrolnya pasar saham Tel Aviv juga diakibatkan dengan kegelisahan pasar global yang lebih luas, menurut laporan Bloomberg.

Indeks TA-35 turun hingga 3,1% dan turun 2,6% pada pukul 10:24 pagi di Tel Aviv. Turunnya indeks mengikuti penurunan 3,3% pekan lalu, membawa TA-35 ke titik terendah sejak Februari, dilaporkan Al-Mayadeen, Senin.

Baca Juga

Dalamnya penurunan saham terjadi saat Israel sedang menunggu pembalasan dari Iran. Sementara, AS telah mengerahkan pasukan tambahan dan mendukung gencatan senjata di Gaza.

Bloomberg juga melaporkan bahwa mata uang shekel Israel melemah selama enam hari berturut-turut. Shekel turun menjadi 3,83 per dolar pada pukul 16:30 di Tel Aviv, terendah sejak November. Demikian pula, saham-saham Israel telah mencapai level terendah sejak April, yang juga dipengaruhi oleh penurunan global di pasar ekuitas.

Selain itu, Reuters melaporkan pada Senin, pasar-pasar saham di Timur Tengah ditutup lebih rendah, dengan indeks Dubai mengalami penurunan paling tajam karena kekhawatiran akan potensi resesi AS dan konflik regional yang meningkat. Indeks Dubai turun 4,5%, penurunan terbesar dalam satu hari sejak Mei 2022, didorong oleh penurunan 7,6% pada saham Emaar Properties. Indeks Abu Dhabi turun 3,4%, dipengaruhi oleh penurunan 7,3% pada saham First Abu Dhabi Bank.

photo
Warga Israel di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, Ahad, 28 November 2021. Seperempat Yahudi Israel dilaporkan siap melakukan eksodus. - (Ariel Schalit/AP Photo)

Kekhawatiran ekonomi AS, termasuk lonjakan tingkat pengangguran dan data penggajian yang lebih lemah, telah meningkatkan spekulasi tentang potensi penurunan suku bunga Federal Reserve. Kekhawatiran-kekhawatiran ini berkontribusi pada volatilitas pasar keuangan.

Indeks acuan Arab Saudi turun 2,1%, mencapai level terendah sejak pertengahan Desember, disebabkan oleh penurunan 6,1% pada saham Al Taiseer Group dan penurunan 5,2% pada saham Saudi National Bank. Meskipun melaporkan laba kuartalan yang lebih tinggi, saham Saudi National Bank mengalami kerugian.

Harga minyak sedikit melemah karena kekhawatiran permintaan global mengimbangi potensi gangguan pasokan dari meningkatnya konflik regional. Di Israel dan AS, persiapan sedang dilakukan untuk menghadapi potensi eskalasi menyusul peristiwa kekerasan baru-baru ini yang melibatkan Iran, Hamas, dan Hizbullah. AS meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah untuk membantu meredakan ketegangan.

Indeks Qatar berakhir datar setelah membalikkan kerugian sebelumnya, sementara indeks blue-chip Mesir turun 2,3%, dengan saham El Sewedy Electric turun 6,4%.

 

 

Ribuan bisnis di Israel gulung tikar..

 

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement