Selasa 06 Aug 2024 07:03 WIB

Jangan Hanya Karena FOMO, Generasi Muda Harus Belajar Dasar Investasi

Ada tiga kunci utama dalan pengelolaan keuangan yakni 3F atau fix, fun, and future.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Anak menabung (ilustrasi). Anak muda harus belajar dasar investasi, jangan menabung hanya karena FOMO.
Foto: www.freepik.com
Anak menabung (ilustrasi). Anak muda harus belajar dasar investasi, jangan menabung hanya karena FOMO.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Paparan sosial media dan tekanan di lingkungan pertemanan bisa menyebabkan fear of missing out (FOMO) atau perasaan takut tertinggal tren kekinian di kalangan anak muda. Sehingga, tidak jarang anak muda saat ini ikut-ikutan tren, termasuk soal keuangan.

"Pelajari dulu dasar-dasar investasi biar tidak cuma ikut-ikutan atau FOMO. Kalau ada yang pompom atau menjanjikan keuntungan yang tidak masuk akal, besar kemungkinan itu investasi bodong,” ujar Consumer Business Community Manager Bank Jago Edo Velandika dalam acara Local Project yang diselenggarakan AIESEC UIN Syarif Hidayatullah, Senin (5/8/2024).

Baca Juga

Dika menyebut ada tiga kunci utama dalan pengelolaan keuangan yakni 3F atau fix, fun, and future. Konsep dasar ini merujuk pada tiga kriteria anggaran yang harus dipahami dalam membuat perencanaan keuangan.

"Fix berarti memisahkan pengeluaran yang bersifat pasti atau fixed cost, seperti biaya makan, cicilan atau sewa tempat tinggal, dan pengeluaran lain yang bersifat wajib. Ini biasanya sekitar 50 persen dari total penghasilan bulanan," terangnya.

Kemudian, pos anggaran untuk fun atau bersenang-senang yang merupakan alokasi dana untuk kegiatan seperti nonton film atau konser musik, hobi, olahraga, maupun liburan atau traveling.

“Anggaran ini kalau dikeluarkan bisa bikin senang, tetapi kalaupun tidak ya tidak apa-apa juga. Untuk fun budget ini usahakan tidak lebih dari 30 persen dari total penghasilan,” anjur Dika. 

Terakhir adalah future, yaitu alokasi dana yang dipersiapkan sejak dini untuk memenuhi kebutuhan yang tak terduga dan sesuatu yang bersifat jangka panjang atau untuk masa depan. Misalnya, dana darurat, dana pensiun, atau biaya untuk melanjutkan pendidikan.

"Anggaran future setidaknya memiliki alokasi 20 persen dari total penghasilan," tuturnya.

Menurut Dika, yang terpenting dalam pengelolaan keuangan bukanlah seberapa besar nominal yang ingin dicapai tetapi lebih kepada membangun kebiasaan finansial yang baik. Untuk itu, perlu menetapkan target-target keuangan pribadi secara cermat dan realistis, merinci dan mengkalkulasi anggaran yang sifatnya pasti atau rutin, serta membuat alokasi anggaran berdasarkan skala prioritas dan tujuan jangka panjang. 

Jika penghasilan bulanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, Dika merekomendasikan untuk mencari sumber penghasilan lain, seperti pekerjaan sampingan atau memulai bisnis. Kemudian jika penghasilan bulanan sudah lebih dari cukup, mulailah berinvestasi sejak dini dan mulailah dari jumlah yang kecil dengan konsisten dan teratur. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement