REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Hamas menunjuk Yahya Sinwar untuk melanjutkan perjuangan Ismail Haniyeh, seorang pemimpin Hamas yang diduga kuat dibunuh zionis Israel di Teheran, Iran. Yahya Sinwar adalah arsitek atau dalang dibalik penyerangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang Israel yang sedang menjajah Palestina.
Media Barat, ABC News pada (2/8/2024) menyebut Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas berusia 61 tahun itu termasuk di antara target utama yang dicari oleh Israel.
Bahkan Israel memberikan hadiah sebesar 400.000 Dolar AS untuk kepala Yahya Sinwar setelah serangan mendadak pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
"Orang yang sebenarnya ingin ditangkap oleh Israel dan kemungkinan besar akan ditangkap pada akhirnya adalah Sinwar dan dia berada di sebuah terowongan yang kemungkinan berada di suatu tempat di Gaza, masih menjalankan kekuasaan di Gaza," kata kontributor ABC News, Stephen Ganyard, seorang pensiunan kolonel Marinir dan mantan wakil asisten sekretaris untuk Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).
Stephen Ganyard mengatakan, pembunuhan para pemimpin senior Hamas tampaknya telah membuat Sinwar memegang kendali atas Hamas. Hal ini disampaikan Stephen Ganyard pada saat negosiasi yang melibatkan Gedung Putih (di AS) sedang berlangsung untuk gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera Israel yang tersisa.
Stephen Ganyard mengatakan bahwa dirinya memperkirakan pembunuhan Ismail Haniyeh akan menunda negosiasi gencatan senjata Israel dan Hamas, karena Iran memutuskan bagaimana membalas terbunuhnya Ismail Haniyeh di wilayahnya.
Yahya Sinwar tidak pernah terdengar kabarnya di depan publik sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas dan kelompok-kelompok afiliasinya melancarkan serangan mendadak ke Israel yang sedang menjajah Palestina.
Yahya Sinwar membantu mendirikan Hamas pada akhir tahun 1980-an. Pada tahun 1989, pengadilan Israel menjatuhkan hukuman empat kali penjara seumur hidup kepadanya.
Yahya Sinwar menghabiskan 22 tahun di penjara dan merupakan salah satu dari 1.000 tahanan Palestina yang dibebaskan pada tahun 2011 sebagai ganti tentara Israel Gilad Shalit yang telah disandera oleh Hamas selama lima tahun.
Pada saat dipenjara, Yahya Sinwar adalah kepala divisi keamanan internal Hamas yang terkenal, Al-Majd. Sumber-sumber Israel dan Palestina mengatakan kepada ABC News bahwa tugasnya adalah menyelidiki anggota Hamas yang berpotensi bekerja sama dengan Israel.
Pada tahun 2017, enam tahun setelah dibebaskan dari penjara Israel, Yahya Sinwar terpilih sebagai kepala Hamas di Jalur Gaza.
Setelah serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada tanggal 6 Desember 2023 bahwa hanya masalah waktu sebelum Sinwar ditemukan. Para pemimpin militer Israel menggambarkan Yahya Sinwar sebagai "orang mati yang berjalan."
Sumber:
Sebagian sumber dikutip dari: https://abcnews.go.com/International/series-assassinations-leaves-yahya-sinwar-de-facto-hamas/story?id=112471060