Jumat 09 Aug 2024 09:00 WIB

Perubahan Iklim Picu Kebakaran Hebat di Lahan Basah Brasil, Jutaan Hewan Tewas

Kebakaran Pantanal tahun ini berpotensi menjadi yang paling terburuk.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
 Kebakaran menghanguskan area di sebelah jalan Transpantaneira di lahan basah Pantanal dekat Pocone, negara bagian Mato Grosso, Brasil, Rabu (15/11/2023).
Foto: AP Photo/Andre Penner
Kebakaran menghanguskan area di sebelah jalan Transpantaneira di lahan basah Pantanal dekat Pocone, negara bagian Mato Grosso, Brasil, Rabu (15/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Penelitian World Weather Attribution (WWA) mengungkapkan perubahan iklim mengintensifkan cuaca yang memicu kebakaran hutan di lahan basah Pantanal, Brasil sebesar 40 persen. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu menewaskan jutaan hewan.

WWA merupakan kelompok ilmuwan yang meneliti peran perubahan iklim pada cuaca ekstrem. Dalam penelitian terbaru ini mereka juga menemukan perubahan iklim membuat kondisi panas, kering dan berangin tahun ini empat sampai lima kali mungkin lebih terjadi.

Pantanal yang biasanya berlimpah air dan berlokasi di antara hutan hujan Amazon, sabana di luas dan hujan kering Paraguay, menjadi magnet bagi hewan langka dan turis yang ingin melihatnya. Biasanya karhutla di Pantanal terjadi pada bulan Juli. Kemudian puncaknya terjadi antara bulan Agustus dan September.

Akan tetapi, karhutla terjadi lebih awal tahun ini. Karhutla sudah terjadi pada akhir Mei dan menurut ilmuwan kecepatannya dapat melampaui karhutla tahun 2020.

"Kebakaran Pantanal tahun ini berpotensi menjadi yang paling terburuk. Bahkan di kondisi paling panas terjadi pada bulan ini dan bulan-bulan ke depan," kata salah satu penulis penelitian dan peneliti University of Evora di Portugal dan Federal University of Rio de Janeiro (UFRJ) Filippe Santos, Kamis (8/8/2024).

Karhutla tahun 2020 menghanguskan sepertiga Pantanal yang seluas 17 juta hektare. Para ilmuwan mengatakan, sebelum fenomena perubahan iklim, cuaca yang memicu kebakaran sangat jarang terjadi. Kini diperkirakan akan terjadi setiap 35 tahun. Data UFRJ mengindikasikan kebakaran kembali meluas dengan cepat di Pantanal.

Dalam data yang ditunjukkan Kamis ini terlihat sudah hampir 10 persen Pantanal yang terbakar tahun ini, terbesar yang pernah tercatat dalam periode ini. Lahan basah di bagian tengah-barat Brasil ini merupakan rumah bagi ribuan spesies hewan dan tumbuhan, seperti jaguar, berang-berang sungai raksasa, serigala bertanduk, monyet howler, dan rusa rawa.

Seiring berjalannya waktu dan semakin hangatnya iklim, Pantanal diperkirakan akan menjadi semakin panas dan kering. Para ilmuwan mengatakan, meskipun perubahan iklim memperburuk kebakaran, manusia seringkali menjadi pemicu kebakaran. Petani yang membuka lahan bisa saja membakar atau meninggalkan vegetasi yang mudah terbakar. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement