Jumat 09 Aug 2024 18:01 WIB

Imam Dilarang Masuk Masjid al-Aqsa setelah Ekstremis Yahudi Berlatih Ritual Sapi Merah

Imam al-Aqsa dilarang masuk Masjid al-Aqsa selama enam bulan kedepan.

Imam Masjid al-Aqsa Ikrimah Sabri di Jakarta beberapa waktu lalu.
Foto: Republika / Darmawan
Imam Masjid al-Aqsa Ikrimah Sabri di Jakarta beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,  YERUSALEM – Polisi Israel telah mengeluarkan larangan selama enam bulan terhadap Imam Masjid Al-Aqsa Syekh Ikrimah Sabri untuk memasuki Kompleks al-Aqsa. Hal ini diumumkan tak lama setelah sekelompok ekstremis Yahudi melakukan latihan penyembelihan sapi merah sebagai persiapan penghancuran situs tersuci ketiga umat Islam tersebut.

Keputusan pelarangan tersebut, yang diumumkan pada Kamis pagi, dikonfirmasi oleh pengacara Sheikh Sabri, Khaled Zabarqa, dalam pernyataan pers. New Arab menyatakan larangan tersebut menyusul penangkapan Syekh Sabri Jumat lalu setelah menyampaikan khotbah di Masjid al-Aqsa memuji kesyahidan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh.

Baca Juga

Meskipun ia dibebaskan tak lama setelah itu, larangan tersebut secara resmi diberlakukan Kamis. Dewan Wakaf Islam dan Tempat Suci di Yerusalem mengecam keras larangan tersebut. Dalam siaran persnya, dewan tersebut mengkritik pemerintah Israel karena menerapkan larangan terhadap Ikrimah Sabri, seorang anggota dewan dan seorang tokoh terkemuka, untuk memasuki masjid selama enam bulan.

Dewan menegaskan kembali posisinya bahwa umat Islam memegang hak eksklusif atas Masjid al-Aqsa, termasuk seluruh area seluas 144 dunam, semua tempat ibadah, bangunan, halaman, tembok, dan jalur aksesnya. Ditegaskan bahwa tidak ada otoritas yang berhak mencegah Muslim manapun mengakses masjid untuk shalat dan menunaikan kewajiban agama mereka.

Dewan Wakaf Islam menggarisbawahi bahwa tindakan terhadap anggotanya tidak akan menghalangi mereka dari tugas membela dan melindungi Masjid Al-Aqsa.

Dewan menegaskan kembali bahwa masjid tersebut adalah situs suci Islam khusus bagi umat Islam, di bawah perwalian Raja Abdullah II bin Al-Hussein, yang mengawasi situs suci Islam dan Kristen di Yerusalem. Israel telah menduduki Tepi Barat Palestina, termasuk Yerusalem Timur, sejak 1967.

photo
Provokasi Israel di Kompleks Masjid al-Aqsa - (Republika)

Warga Palestina takut bahwa Israel pada akhirnya akan mencoba membongkar masjid tersebut dengan kuil Yahudi atau membagi tempat suci tersebut antara Muslim dan Yahudi berdasarkan waktu dan ruang yang tersedia. 

Pemukim dan pihak berwenang Israel telah lama berupaya mengubah Yerusalem Timur dari kawasan Muslim dan Kristen Palestina menjadi kawasan Yahudi. Ancaman terhadap kesucian Al-Aqsa adalah masalah besar bagi banyak warga Palestina dan Muslim di seluruh dunia.

Ketakutan tersebut beralasan sehubungan latihan ritual penyembelihan sapi merah belakangan… baca halaman selanjutnya

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement