Senin 12 Aug 2024 10:18 WIB

Perilaku Arab Badui dan Respons Bijak Rasulullah

Orang Arab Badui dikenal memiliki karakter yang unik.

ILUSTRASI Perilaku Arab badui.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
ILUSTRASI Perilaku Arab badui.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Arab badui pun mempunyai kecenderungan cara berpikir yang terbilang unik. Mereka umumnya ceplas-ceplos. Apa-apa yang di dalam pikiran seketika diucapkan atau dilakukan tanpa banyak mempertimbangkan perasaan atau kesan orang-orang sekitar.

Di samping itu, orang Arab badui juga pemberani dan suka berterus terang. Dalam menyatakan keinginan, masyarakat dari kelompok etnis ini tidak melalui bahasa diplomatis. Karena itu, suku-suku lain cenderung tidak mau memedulikan mereka. Keadaannya dipandang sebelah mata.

Baca Juga

Dalam menyebarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW tentunya berinteraksi dengan semua kalangan, termasuk orang-orang badui.

Beliau tidak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan asal suku, warna kulit, kebangsaan, dan sebagainya. Sebab, risalah agama tauhid memang diperuntukkan bagi siapa saja.

Seiring berjalannya waktu, cukup banyak orang Arab badui yang memeluk Islam. Apalagi, sesudah Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah.

Dengan menjadi Muslim, karakteristik orang badui toh tidak berubah. Mereka tetap lugas, apa adanya.

Dikisahkan, seorang badui pada suatu hari memasuki masjid. Dengan santainya ia berjalan melewati Nabi Muhammad SAW yang sedang duduk. Kemudian, lelaki itu berdoa dengan suara keras, “Ya Allah, ampunilah aku dan Muhammad. Janganlah Engkau mengampuni seorang pun selain kami berdua.”

Mendengar itu, Rasulullah SAW tertawa. "Sungguh, engkau telah menghalangi banyak orang," ujar beliau kepada orang badui ini.

Tidak berhenti di sana. Setelah menyalami Nabi Muhammad SAW, pria tersebut beranjak hingga sudut masjid. Tiba-tiba, dia mengeluarkan "barang" miliknya dan buang air kecil pada tembok masjid itu.

Seketika, jamaah bangkit dan hendak menyergap orang badui ini. Namun, Rasulullah SAW memberikan isyarat kepada mereka untuk tetap pada tempat masing-masing.

Kemudian, beliau menghampiri lelaki itu dan berkata kepadanya, "Sesungguhnya masjid ini tidak untuk buang air kecil di dalamnya. Masjid ini dibangun untuk orang-orang berzikir kepada Allah dan shalat."

Nabi Muhammad SAW lalu memerintahkan seseorang untuk menyiramkan air pada dinding bekas air pipis itu. Maka pulanglah orang badui tersebut ke rumahnya dengan aman, sembari membawa nasihat dari Rasulullah SAW tentang pentingnya kebersihan.

Di lain kesempatan, beliau bahkan pernah menjadi korban dari perilaku orang badui yang kasar. Suatu hari, Nabi Muhammad SAW sedang berjalan bersama Anas bin Malik. Langkah kaki mereka terhenti karena mendengar suara orang memanggil dari arah belakang.

Saat sedang menoleh ke arah sumber suara, Anas sangat terkejut. Ia melihat seorang Arab badui tiba-tiba menarik dengan keras selendang yang sedang dipakai Rasulullah SAW. Beliau pun tercekik.

"Selendang itu membekas pada leher beliau karena tarikan yang keras oleh lelaki ini," kata Anas menuturkan kisahnya.

Nabi Muhammad SAW tidak marah. Malahan, beliau tersenyum ke arah pria tersebut. “Ya Rasulullah, berikanlah kepadaku harta Allah yang ada padamu ini!” kata si Arab badui sambil tetap menarik paksa selendang tersebut.

Beliau kemudian membuka lilitan selendang itu dan memberikan benda tersebut kepadanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement