Selasa 13 Aug 2024 12:53 WIB

Gempa Bumi Terjadi pada Zaman Rasulullah

Rasulullah SAW jadikan gempa bumi sebagai pengingat agar umat selalu taat pada Allah.

Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Qayyim al-Jawziyyah dalam kitabnya, Al-Da'a wa al-Dawa'a, mengutip sebuah hadis mursal yang diriwayatkan Ibnu Abi al-Dunya. Terjemahannya berbunyi, “Bumi pernah berguncang pada masa Rasulullah SAW. Beliau SAW meletakkan tangannya di atas bumi dan bersabda, ‘Tenanglah! Belum tiba saatnya bagimu.’

Beliau SAW Kemudian menoleh kepada para sahabat seraya memberi tahu, ‘Tuhan ingin agar kalian melakukan sesuatu yang membuat-Nya ridha. Karena itu, buatlah agar Dia ridha kepada kalian!’”

Baca Juga

Seperti dijelaskan al-Biruni, tahun kelima sejak hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah disebut sebagai “Tahun Gempa.” Sebagai informasi, penanggalan tradisional Arab tidak menyebut tahun dengan angka atau urutan, semisal kesatu, kedua, dan seterusnya.

Bangsa Arab menamakan suatu tahun sembari merujuk pada peristiwa historis yang terjadi di dalamnya. Misal, tahun kelahiran Nabi SAW disebut sebagai “Tahun Gajah” karena pada saat itu Ka’bah menjadi target serangan pasukan gajah dari Yaman.

Gempa bumi kembali mengguncang Madinah pada zaman kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab Menurut riwayat yang sama, sahabat yang bergelar al-Faruq itu menyeru kepada penduduk setempat.

“Wahai manusia, gempa ini tidak terjadi kecuali karena perbuatan kalian! Demi Zat Yang menggenggam jiwaku, jikalau ini terjadi lagi, aku tidak akan tinggal di sini bersama kalian,” kata dia. Tampak bahwa Umar saat itu spontan mengenang kejadian serupa yang terjadi pada masa Rasulullah SAW di Madinah.

Sang khalifah merasa bahwa Allah SWT sedang mengingatkan kaum Muslimin sepeninggalan Nabi SAW dan Abu Bakar ash-Shiddiq. Maka dari itu, tidak ada yang terucap di lisannya selain peringatan kepada sekalian umat Islam agar segera meninggalkan kebiasaan buruk dan bertobat dengan sungguh-sungguh demi keridhaan dari Sang Pencipta.

Ibnu Qayyim berkomentar, “Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi, mereka berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian'.”

Gempa bumi juga menggoyang wilayah kaum Muslimin generasi berikutnya. Pada saat itu, Umar bin Abdul Aziz tampil selaku khalifah dari Dinasti Umayyah. Dia mengambil kebijakan yang sejalan dengan apa yang telah dilakukan kakek buyutnya, Umar bin Khattab. Diserukannya kepada penduduk agar sama-sama bermunajat kepada Allah SWT dan memohon ampunan-Nya.

Selanjutnya, pemimpin yang terkenal akan sifat zuhudnya itu mengirimkan surat kepada seluruh wali negeri. Isinya mengingatkan para bawahannya itu, “Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini merupakan teguran dari Allah kepada seluruh hamba-Nya. Saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya.”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement