REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Imam Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri pada awal 2023 pernah memperingatkan tentang bahaya dan dampak penggalian yang dilakukan oleh Zionis Israel di bawah Masjid Al-Aqsa yang diberkahi. Menurut Sheikh Ekrima, penggalian yang dilakukan Zionis secara langsung mempengaruhi bangunan utama di Masjid Al-Aqsa.
Kantor berita Palestine Today mengutip pernyataan Sheikh Ekrima Sabri dalam pernyataan pers yang mengatakan bahwa penggalian yang dilakukan oleh pendudukan (Zionis Israel), tidak masuk akal dan tidak akan membuktikan hak apapun bagi orang-orang Yahudi di kota Yerusalem.
"(Penggalian yang dilakukan Zionis) tidak ada manfaatnya selain merusak Masjid Al-Aqsa yang diberkahi dan properti wakaf bersejarah di sekitar Masjid Al-Aqsa," kata Sheikh Ekrima Sabri dikutip dari laman Yemen News Agency (SABA).
Sumber-sumber dari Yerusalem mengumumkan pada awal tahun 2023 bahwa batu-batu jatuh dari luar Musholla Kubah Batu di Masjid Al-Aqsa yang diberkahi, sebagai akibat dari penolakan musuh untuk memulihkan bagian dalam Masjid Al-Aqsa.
Sheikh Ekrima Sabri menganggap otoritas Zionis Israel bertanggung jawab atas kerusakan yang akan terjadi pada Masjid Al-Aqsa yang diberkahi sebagai akibat dari penggalian yang dilakukan di bagian bawah masjid. Dia menegaskan, musuh telah mencegah Departemen Wakaf Yerusalem untuk melakukan operasi restorasi untuk Masjid Al-Aqsa yang diberkahi.
"Masjid Al-Aqsa membutuhkan restorasi berkelanjutan," ujar Sheikh Ekrima Sabri.
Sheikh Ekrima Sabri menjelaskan bahwa Masjid Al-Aqsa, berdasarkan luasnya 144 Dunam (14,4 Hektare) membutuhkan pemeliharaan setiap hari.
Terkait ancaman yang dilontarkan oleh para pemimpin Yahudi ekstremis, Sheikh Ekrima Sabri menekankan bahwa ancaman para pemukim (Zionis Yahudi) bukanlah hal baru. Ia menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk waspada dan berjaga-jaga terhadap segala kejutan yang mungkin terjadi dari para Yahudi ekstremis di Al-Aqsa.