REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PDI Perjuangan mengaku turut mencermati suara aspirasi di masyarakat yang mengusulkan agar Anies Baswedan dipasangkan dengan Rano Karno sebagai cagub-cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya melihat aspirasi dari akar rumput tersebut sebagai alternatif calon kepemimpinan yang semestinya didengarkan dan mendapatkan tempat di partai-partai peserta pemilu.
“Ya itu memang kami mendengar, ada aspirasi dari akar rumput untuk Mas Anies dan Si Doel anak Betawi (Rano Karno). Itu merupakan ekspresi dari arus bawah. Dan PDI Perjuangan, terus mencermati suara-suara rakyat itu,” begitu kata Hasto saat ditemui wartawan di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2024).
Anies Baswedan adalah politikus non-partai yang hingga saat ini paling diunggulkan dan paling populer, untuk kembali dicalonkan sebagai cagub DKI Jakarta.
Popularitas tinggi Anies Baswedan tersebut, mengingat posisinya adalah sebagai pejawat, pun juga sebagai calon presiden (capres) runner up pada Pilpres 2024 lalu.
Akan tetapi, rating tinggi Anies Baswedan tersebut sepertinya tak berguna saat ini, setelah sejumlah partai pendukungnya menarik dukungan. Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang semula mengumumkan Anies sebagai cagub untuk Pilkada DKI Jakarta, bergantian menarik dukungan untuk pejawat itu. Satu-satunya faksi politik yang belum bersikap adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
PKB, PKS, dan Partai Nasdem adalah tiga partai utama pengusungan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024 lalu. Sementara Rano Karno adalah kader PDI Perjuangan, yang pernah menjabat sejumlah gubernur di Provinsi Banten.
Pemeran Si Doel Anak Sekolahan dalam layar kaca itu, terakhir kali menjabat kepala daerah sebagai gubernur Banten 2015-2017. Dan saat ini, politikus kelahiran 1960-an itu, masih menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari fraksi PDI Perjuangan.
Hasto melanjutkan, pengusungan Anies Baswedan dan Rano Karno oleh masyarakat untuk Pilkada DKI Jakarta 2024 tersebut patut untuk didengarkan. Namun begitu, kata Hasto, PDI Perjuangan belum akan memutuskan.
“Kita terus melihat, dan mencermati suara dan pergerakan rakyat arus bawah ini, serta melihat suasana kebatinan ini. Dan kami sebagai partai, tentunya punya disiplin sehingga kami akan menunggu keputusan dari ketua umum,” begitu ujar Hasto.
Akan tetapi, meskipun PDI Perjuangan mengambil keputusan sesuai aspirasi masyarakat tersebut, partai Banteng Moncong Putih tersebut tetap tak dapat melajukan usungannya tanpa adanya koalisi dengan partai lain.