REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Azerbaijan menyatakan akan mengundang negara tetangganya, Armenia, ke Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku bulan November mendatang. Dua negara itu berperang di daerah perbatasan Nagorno-Karabakh sejak akhir 1980-an hingga awal 2024.
"Kami memiliki infrastruktur untuk menampung sekitar 40 ribu tamu dalam satu hari," kata Deputi Menteri Energi Azerbaijan Elnur Soltanov seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (21/2024).
Soltanov mengatakan undangan sudah disebarkan ke seluruh kepala negara di dunia. Lebih dari 50 kepala negara dan pemerintah sudah mengonfirmasi kehadiran mereka. "Kami berharap jumlah ini bertambah, Armenia juga diundang," kata Soltanov.
Ia mengatakan C0P29 tidak bisa dibandingkan dengan ajang internasional yang pernah digelar di Azerbaijan. Soltanov yang juga CEO COP29 menambahkan Baku akan memimpin negosiasi iklim dan mempresentasikan kegiatan negara dalam hal ini.
"Kami akan menunjukkan keramahan Azerbaijan. Kami akan menerapkan organisasi yang berkualitas dengan kegiatan terkoordinasi dari lembaga-lembaga negara, perusahaan dan organisasi masyarakat sipil. Tidak ada kemungkinan COP29 tidak akan berhasil," katanya.
Ia juga mengatakan isu-isu nasional, regional, dan global akan dibahas di COP29. Sultanov mengatakan topik utama konferensi ini adalah pendanaan iklim.
Soltanov mengatakan salah satu agenda utama dari COP29 adalah mendorong negara-negara maju lebih banyak memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang. Ia menambahkan negara-negara maju lebih banyak melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer.
"Menurut Perjanjian Paris, negara-negara maju harus memberikan dukungan finansial kepada negara-negara berkembang dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim. Negosiasi serius saat ini sedang berlangsung untuk meningkatkan pendanaan iklim sekitar miliar dolar AS. Kami berharap bahwa keputusan dalam hal ini akan diambil di COP29," tambahnya.
Ia mengatakan penghapusan hambatan-hambatan terhadap perdagangan karbon di bawah Pasal 6 Perjanjian Paris juga merupakan salah satu isu penting yang akan dibahas di COP29. Ia mengingatkan semua keputusan besar harus diterima dengan suara bulat.
"Namun, proposal-proposal yang tidak membutuhkan suara bulat tetapi akan membawa kita maju di bidang iklim juga akan dibahas. Azerbaijan juga telah mengajukan 14 proposal mengenai masalah ini. Untuk implementasi proposal-proposal ini tidak diperlukan suara bulat. Kita dapat menerapkannya dengan beberapa negara atau perusahaan," katanya.
"Hubungan antara iklim dan perdamaian juga merupakan salah satu proposal Azerbaijan. Kami akan menyerukan gencatan senjata di seluruh dunia di COP29, seperti yang kami lakukan di Olimpiade," kata Sultanov.