REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH --Pemimpin yang adil ibarat bayang-bayang Tuhan, sebab pengambilan kata adil sendiri berasal dari salah satu nama Allah SWT, yaitu Al-Adlu (Allah Yang Mahaadil). Adil bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya yang proporsional dan tepat. Kebalikan adil adalah zalim, yaitu meletakkan sesuatu bukan pada tempat yang tepat.
Allah SWT telah mengharamkan sifat dan perilaku zalim atas diri-Nya, dan ia juga diharamkan atas diri hamba-hamba-Nya. Perilaku adil akan menciptakan kesejateraan untuk rakyat. Sebagaimana zalim akan menghadirkan bencana, musibah, dan malapetaka.
Dalam hadis Qudsi-Nya Allah berfirman, Sesungguhnya aku telah mangharamkan zalim itu atas diri-Ku, dan telah Aku jadikan zalim di antara kalian itu sesuatu yang diharamkan, karena janganlah kalian saling berlaku zalim.’’
Dalam sebuah hadis juga diriwayatkan, ada tiga doa yang tidak akan ditolak oleh Allah SWT, yakni: doa orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi (hak-haknya).” Mengapa doa pemimpin yang adil itu sangat mudah dikabulkan? Karena di pundaknya terletak berbagai pengharapan hajat hidup orang banyak.
Dikisahkan dalam sebuah riwayat yang masyhur, ketika Umar bin Khattab sedang menjabat sebagai khalifah, saat itu Gubernur Mesir, Amr bin Ash, mengadu tentang musim paceklik hebat dan berkepanjangan yang menimpa kaum Muslimin di negeri itu. Sungai Nil yang menjadi sumber penghidupan rakyat banyak tak lagi mengalirkan air.
Umar lalu memanggil Amr bin Ash untuk datang ke Madinah. Sang Khalifah lalu berkata, Wahai Amr bin Ash bawalah suratku ini lalu lemparkanlah ia ke Sungai Nil!” Isi surat itu berupa doa Sang Khalifah.
Dalam surat itu, Umar yang dikenal sebagai pemimpin yang adil memanjatkan doa, Wahai sungai, engkau adalah makhluk Allah yang diciptakan oleh-Nya untuk menolong hamba-Nya yang lain, jika engkau adalah makhluk ciptaan Allah bantulah hamba-hamba Allah dan mengalirlah engkau!” Sejak saat itu Sungai Nil tidak pernah lagi mengalami kekeringan.
Rasulullah SAW bersabda, Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah, pada saat itu (hari Kiamat) tidak ada perlindungan siapa pun kecuali perlindungan-Nya.” Di antara tujuh golongan yang kelak akan mendapatkan jaminan perlindungan-Nya adalah pemimpin yang adil”.
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan bahwa pemimpin yang adil kelak akan disandingkan di dalam surga bersama para nabi dan rasul, syuhada, dan siddiqin (orang-orang yang membenarkan ajaran agama Islam), dan orang-orang shaleh.
Lalu bagaimana jika seorang pemimpin berkhianat? Rasulullah bersabda, Barang siapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin suatu urusan rakyatnya, kemudian ia meninggal dunia, di mana saat ia meninggal dunia ia sedang berkhianat kepada rakyatnya, maka tiada lain kecuali telah Allah haramkan baginya masuk surga.’’