Ahad 26 Mar 2023 00:00 WIB

Aktiva Setara Kas: Pengertian, Jenis, hingga Sifatnya

Aktiva setara kas adalah aset yang dapat diganti menjadi kas atau uang tunai tanpa mengurangi nilainya. Berikut jenis, ciri, hingga sifatnya.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Kas bukanlah istilah yang asing lagi di dalam dunia bisnis. Bagaimana dengan istilah aktiva setara kas? Apakah kamu sudah pernah mendengarnya? Artikel kali ini akan membahas tentang aktiva setara kas, jenis-jenisnya, ciri-ciri, sifatnya, dan apa saja yang tidak termasuk dalam kategori aktiva setara kas. Yuk, disimak!

Baca Juga: Aktiva Jaminan: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

 

Pengertian Aktiva Setara Kas

Pengertian Aktiva Setara Kas

Pengertian Aktiva Setara Kas

Aktiva setara kas dapat diartikan sebagai aset yang dapat diganti menjadi kas atau uang tunai tanpa mengurangi nilainya. Seperti yang diketahui, kas merupakan uang tunai paling likuid yang sering kali digunakan sebagai alat pembayaran dalam dunia bisnis. Aktiva setara kas dapat berupa uang kertas maupun koin yang berlaku baik di dalam maupun di luar negeri. 

Tabungan yang ada di dalam rekening bank menjadi salah satu aktiva setara kas. Alasannya karena tabungan dapat dicairkan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan tanpa menimbulkan risiko apapun. 

Aktiva setara kas sering dijadikan sebagai alat untuk internal kontrol dalam suatu perusahaan. Tentunya untuk memeriksa jumlah uang masuk dan keluar.

Jenis-jenis Aktiva Setara Kas

Aktiva setara kas terdiri dari berbagai jenis. Agar tidak salah kaprah, berikut penjelasan dari masing-masing jenisnya. 

  1. Mata Uang

    Setiap negara memiliki mata uangnya masing-masing, dan diakui sebagai alat pembayaran. Tidak hanya di negaranya, tapi juga di negara orang lain apabila mata uang tersebut diberlakukan untuk pembayaran internasional. Misalnya, mata uang Dollar Amerika yang dapat digunakan sebagai pembayaran di Amerika maupun di Eropa. 

    Setiap mata uang memiliki nominal masing-masing yang akan disesuaikan dengan kurs yang berlaku. Misalnya, saat artikel ini ditulis, 1 USD setara dengan Rp15.100 dan 1 Poundsterling setara dengan Rp18.500. Kurs mata uang dapat berubah-ubah setiap waktu, tergantung dari naik turunnya nilai Dollar Amerika. 

    Naik turunnya mata uang juga disebabkan karena inflasi yang terjadi dalam suatu negara. Jika tingkat inflasi tinggi, maka nilai mata uang suatu negara menjadi sangat rendah terhadap mata uang asing. Begitu pula sebaliknya. Maka dari itu, negara yang memiliki tingkat inflasi rendah memiliki tingkat kemakmuran yang tinggi. 

  2. Cek

    Cek merupakan surat resmi yang dicetak oleh bank. Cek dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang dapat ditarik sesuai nominal yang tertera pada cek tersebut. Apabila nominal yang tertulis pada cek sebesar Rp50 juta, maka nasabah dapat melakukan pencairan Rp50 juta kepada pihak bank.

    Sebelum mencairkan cek, nasabah diwajibkan untuk memiliki rekening giro. Di mana rekening giro ini sama seperti tabungan atau simpanan seorang nasabah yang penarikannya dapat dilakukan selama bank beroperasi. 

    Meskipun pencairan cek terlihat mudah, tapi prosesnya tidak semudah yang nasabah bayangkan. Nasabah perlu memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak bank. Salah satunya adalah tentang batas waktu pencairan cek, yaitu 6 bulan sejak cek tersebut diterbitkan. Sementara informasi seperti nama orang yang mencairkan cek, tempat pencairan, dan tanggal serta waktu pencairan cek harus ditulis dengan jelas. 

  3. Giro

    Giro merupakan salah satu produk keuangan yang dikeluarkan oleh bank yang cara kerjanya kebalikan dari cek. Giro dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam nominal yang besar, jadi sama sekali tidak mengganggu transaksi keuangan. Uang yang disimpan dalam bentuk giro juga dapat ditarik menggunakan cek yang dikeluarkan langsung oleh pihak bank. 

    Meskipun antara giro dan tabungan terlihat mirip, tapi dari sisi cara pencairannya berbeda. Giro memiliki aturan, yaitu tanggal efektif dan terbitnya yang menjadi tanda kapan transaksi dapat dilakukan oleh nasabah. Sedangkan pencairan tabungan jauh lebih fleksibel, karena dapat dilakukan kapan dan di mana saja.

  4. Surat Perintah Membayar

    Merupakan dokumen yang dapat digunakan untuk mencairkan uang. Dokumen ini dikeluarkan oleh pengguna anggaran, baik perusahaan maupun perorangan. Lalu, akan diserahkan kepada pihak bank untuk memproses pencairan sesuai dengan nominal yang tertulis pada dokumen tersebut. 

  5. Deposito

    Deposito merupakan produk keuangan yang ditawarkan oleh perbankan untuk menumbuhkan niat berinvestasi. Deposito mirip seperti tabungan. Hanya saja, deposito tidak dapat dicairkan kapan saja. Pencairannya dapat dilakukan saat deposito jatuh tempo. Jika tidak, maka nasabah akan dikenakan biaya penalti dalam persentase tertentu. 

    Deposito terdiri dari tiga jenis, yaitu deposito on call, berjangka, dan sertifikat deposito. Deposito berjangka merupakan produk yang paling banyak diminati karena dianggap aman dan menguntungkan. Nasabah yang membeli deposito berjangka akan mendapatkan bunga tertentu setiap bulan atas uang yang disimpannya di bank. 

    Jangka waktu deposito pun berbeda-beda. Ada yang 1 bulan, 3 bulan, hingga tahunan. 

  6. Petty Cash

    Petty cash atau kas kecil merupakan uang tunai atau simpanan dengan nominal yang kecil. Simpanan ini biasanya berlaku di suatu perusahaan dan biasa digunakan untuk membeli perlengkapan, membiayai perjalanan, parkir, dan lain-lain yang nominalnya tidak terlalu besar. 

    Penggunaan petty cash wajib menggunakan kuitansi sebagai bukti adanya uang keluar. Bukti ini nantinya diberikan kepada petugas atau karyawan bagian keuangan untuk kemudian dicatat sebagai pengeluaran kantor. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua kantor memberikan petty cash kepada karyawan. Sebab, pemberian petty cash biasanya untuk karyawan yang bekerja di lapangan.

  7. Wesel Pos

    Jenis aktiva setara kas yang terakhir adalah wesel pos. Bentuknya berupa dokumen sah yang dikeluarkan oleh pihak bank. Fungsinya dapat menggantikan uang tunai, jadi wesel pos sering kali digunakan sebagai alat pembayaran untuk suatu transaksi. Pencairannya dapat dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing.

    Baca Juga: Aktiva Tetap: Pengertian, Jenis, Karakteristik, dan Cara Memperolehnya

Ciri Aktiva Setara Kas

  • Dapat digunakan sebagai alat bayar sesuai nominal yang tertera.
  • Memiliki masa berlaku.
  • Ada suku bunga untuk jenis aktiva setara kas tertentu.
  • Nominal pencairan dapat lebih besar daripada biasanya.

Sifat Aktiva Setara Kas

Selain ciri, aktiva setara kas juga memiliki beberapa sifat. Apa saja?

  1. Untuk Transaksi di Perusahaan

    Rata-rata perusahaan memiliki aktiva setara kas untuk memudahkan transaksi atau pembayaran. Bisa untuk pembayaran pembelian bahan baku, advertisement, dan lain sebagainya. Hanya saja, dari segi nominal aktiva kas yang dimiliki perusahaan pastinya berbeda-beda. 

    Hal ini dapat disesuaikan dengan ukuran perusahaan itu sendiri. Intinya, semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin besar pula aktiva setara kas yang disiapkan. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, maka aktiva ini dapat digunakan oleh pihak yang ditunjuk. 

  2. Mudah Digunakan

    Aktiva setara kas dapat diakui sebagai harta di suatu perusahaan. Harta yang mudah digunakan, dicairkan, dipindahkan, maupun ditukarkan dengan harta lain. Akibat mudahnya dipindahkan, maka aktiva setara kas perlu dijaga sebaik mungkin agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

    Sebut saja cek. Apabila jatuh dan ditemukan oleh orang lain, maka orang yang mendapatkannya bisa melakukan pencairan di bank yang ditetapkan. Sangat berbahaya, bukan? 

  3. Harus Dijaga

    Tidak hanya dijaga oleh orang yang memiliki aktiva setara kas saja, tapi juga oleh perusahaan. Penjagaan ini ditujukan untuk menghindari adanya penggunaan aktiva setara kas yang berlebihan atau penyediaan yang kurang dari nominal seharusnya. Dengan nominal yang cukup atau pas, maka penggunaan aktiva setara kas menjadi maksimal di suatu perusahaan.

Aset yang Tidak Termasuk dalam Aktiva Setara Kas

Ada aset yang masuk dalam kriteria aktiva setara kas, ada juga yang tidak. Berikut ini empat contohnya.

  • Deposito berjangka, yaitu uang simpanan yang pencairannya hanya dilakukan pada waktu tertentu.
  • Perangko, yaitu bukti bayar untuk pengiriman jasa menggunakan pos.
  • Cek mundur, yang pencairannya tidak dapat dilakukan sebelum jangka waktunya tiba.
  • Uang yang ditujukan untuk hal tertentu, karena kegunaannya yang bersifat spesifik dan tidak asal-asalan. Sebut saja dana pensiun.

Pantau Penggunaan Aktiva Setara Kas 

Itu dia informasi mengenai aktiva setara kas yang perlu diketahui. Mengenai aktiva setara kas ini, akan lebih baik apabila penggunaannya selalu dipantau untuk menghindari adanya pengeluaran berlebihan. Dengan demikian, kesehatan keuangan suatu perusahaan dapat terjaga dengan baik dan penggunaan aktiva setara kas menjadi tepat sasaran.

Baca Juga: Aktiva Produktif Bermasalah: Pengertian, Jenis, hingga Penyebabnya

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement