REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hewan mungkin tidak dapat berbicara, seperti halnya manusia. Namun, mereka tetap bisa merasa. Karena itu, empati kita pun dapat ditujukan kepadanya.
Islam mengajarkan manusia agar berbuat baik kepada binatang. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sayangilah siapa atau apa saja yang ada di bumi, maka kalian akan disayangi yang ada di langit.”
Rasulullah SAW juga pernah menuturkan suatu kisah tentang seorang pelacur pada zaman Bani Israil. Perempuan yang sehari-hari tenggelam dalam dosa besar itu suatu hari menemukan anjing. Ia menyaksikan, hewan tersebut tampak amat kelelahan, namun terus saja berputar-putar mengitari sumur.
Pelacur ini menyadari, anjing tersebut sedang amat kehausan. Maka, ia pun menjulurkan sepatunya ke dalam sumur untuk mewadahi air. Dengan benda itu, ia memberi minum kepada anjing tersebut.
Rasulullah SAW bersabda, dosa-dosa sang pelacur kemudian diampuni oleh Allah SWT lantaran kasih sayangnya terhadap anjing itu.
Anjing memang memiliki najis--yakni air liurnya. Namun, hal itu tak berarti hewan tersebut tak boleh dikasihani.
Risalah Islam yang dibawa Rasulullah SAW menganjurkan manusia untuk menebar kasih sayang. Bahkan, Allah SWT pun memiliki sifat Mahapengasih dan Mahapenyayang!
Salah satu target kasih sayang Nabi SAW ialah hewan dan tetumbuhan. Berikut kisah lain, yang dikutip dari Kitab al-Maghazi.
Suatu ketika, Rasulullah SAW memimpin pasukan Muslimin dalam ajang pembebasan Makkah (Fath Makkah). Dari Madinah, berbondong-bondong manusia mengikuti arak-arakan ini.
Nabi SAW telah berpesan, agar tidak ada pertumpahan darah. Kaum Muslimin mematuhinya.
Dalam perjalanan, beliau tiba-tiba melihat seekor anjing sedang merebahkan diri dekat sumur. Anjing itu terdengar mengeluarkan suara, seakan-akan membujuk anak-anaknya agar tetap menyusu kepadanya. Sementara, deru-derap pasukan Rasulullah SAW kian mendekati hewan tersebut.
Maka, Nabi SAW memerintahkan seorang sahabat untuk menjaga anjing-anjing tersebut supaya tidak ada satu tentara pun yang menyakiti mereka.
Ada pula kisah berikut. Suatu hari, di Madinah Rasulullah SAW melihat seekor anjing yang memiliki tanda besi panas di wajahnya. Betapa iba hati beliau menyaksikan hewan tersebut! Kemudian, Nabi SAW lalu menyuruh Muslimin untuk tidak memberi tanda pada muka hewan, dan melarang pula untuk menyiksa hewan.