Selasa 27 Aug 2024 14:00 WIB

Permukaan Air Laut Terus Meningkat, Negara-Negara di Kepulauan Pasifik Terancam

Pada 2023 wilayah Pasifik dilanda 34 badai dan banjir besar y

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Permukaan air laut (ilustrasi)
Foto: Naiknya Permukaan Laut Penyebab Banjir di AS
Permukaan air laut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) melaporkan kenaikan permukaan air laut di Samudera Pasifik lebih tinggi dibandingkan rata-rata global. Kondisi ini menimbulkan ancaman besar bagi negara-negara kepulauan di sekitarnya.

Permukaan air di seluruh dunia naik dengan cepat akibat pemanasan global yang dipicu pembakaran bahan bakar fosil. Pemanasan global menyebabkan lapisan es mencair dan memuai air laut sehingga menaikan permukaan air laut.

Baca Juga

Kecepatan rata-rata permukaan laut dunia tercatat setinggi 3,4 milimeter per tahun dalam tiga dekade terakhir. Dalam laporannya, WMO mengatakan kecepatan kenaikan permukaan laut lebih tinggi lagi di dua wilayah yang diteliti, yakni di Pasifik dan utara dan timur Australia.

"Aktivitas manusia memperlemah kapasitas laut untuk menopang dan melindungi kita dan melalui kenaikan permukaan laut, mengubah teman lama menjadi ancaman," kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo dalam pernyataannya, Selasa (27/8/2024).

Pernyataan ini disampaikan dalam Pertemuan Negara Kepulauan Pasifik di Tonga yang bertepatan dengan peluncuran laporan iklim di Pasifik tahun 2023. Sejak tahun 1980, kenaikan permukaan laut sudah meningkatkan frekuensi banjir di pesisir wilayah tersebut.

Sebelumnya, Cook Island dan Polinesia Prancis hanya beberapa kali melaporkan banjir akibat kenaikan permukaan laut. Kini setiap tahun dua negara itu melaporkan banjir pesisir. Banjir di pesisir terkadang disebabkan siklon tropis yang menurut ilmuwan juga semakin intensif akibat perubahan iklim.

WMO mengatakan pada tahun 2023 lalu wilayah Pasifik dilanda 34 badai dan banjir besar yang mengakibatkan 200 lebih kematian. Lembaga meteorologi PBB itu menambahkan hanya sepertiga dari negara-negara di Kepulauan Pasifik yang memiliki sistem peringatan dini.

Juru bicara WMO mengatakan dampak kenaikan permukaan air di pulau-pulau Pasifik sangat tidak proporsional. Sebab, rata-rata dataran mereka hanya satu atau dua meter di atas permukaan laut.

Untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya tersebut, menteri luar negeri Tuvalu memberikan pidato di konferensi iklim PBB pada tahun 2021 sambil berdiri di pesisir pantai dengan air laut setinggi lututnya. Pidato ini sempat menjadi berita utama di seluruh dunia.

Dalam laporannya, WMO mengatakan permukaan laut di seluruh dunia akan terus naik karena laut terus menyerap panas dan lapisan es terus mencair. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement