Jumat 30 Aug 2024 00:36 WIB

Perpustakaan UI Juara 1 Setelah Manfaatkan AI untuk Olah Naskah Kuno

Proses pengkatalogkan naskah kuno dengan bantuan teknologi AI menjadi lebih mudah.

Ilustrasi naskah kuno.
Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
Ilustrasi naskah kuno.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tim Peneliti Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih Juara 1 pada Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-15 tahun 2024, yang memanfaatkan potensi besar Artificial Intelligence (AI) dalam mengolah, menerjemahkan, dan mentranskripsi naskah kuno beraksara China tradisional.

“Dengan kemampuan teknologi AI yang terus meningkat, pemustaka juga dapat menemukan dan memahami isi dalam naskah kuno China tradisional meskipun belum pernah belajar tulisan dan bahasa China tradisional,” kata Kepala UPT Perpustakaan UI Mariyah di Kampus UI Depok, Kamis.

Baca Juga

Dari penelitian yang dilakukan oleh Mariyah S Sos M Hum, dan Sony Pawoko S Sos MTI, diketahui bahwa proses pengkatalogkan naskah kuno dengan bantuan teknologi AI menjadi lebih mudah, dan dapat diterapkan dalam sistem di Perpustakaan UI.

Dia menjelaskan, saat ini UI memiliki 10.000 judul koleksi naskah kuno beraksara China tradisional. Naskah-naskah ini tidak hanya penting secara historis bagi bangsa Indonesia, tetapi juga memberikan wawasan tentang kehidupan, budaya, hukum, pemerintahan, filsafat, nilai-nilai, dan pengetahuan yang dikembangkan oleh peradaban Tiongkok selama berabad-abad.

Teknologi Optical Character Recognition (OCR) berbasis deep learning yang ada pada Google Lens, berhasil mengenali karakter China tradisional dengan presisi tinggi. Hasil dari OCR tersebut dapat dilakukan penyalinan teks dengan sempurna, sehingga memudahkan dalam penerjemahkan teks yang terdapat dalam naskah kuno.

Menurut Sony, naskah kuno China tradisional banyak yang memiliki kaitan dengan sumber primer literatur sejarah di Indonesia. Prasasti Kudadu dan Kakawin Negara Kertagama yang membahas berdirinya Majapahit, perlu didukung literatur sezaman dari China.

Sumber literatur sezaman ditulis pada masa dinasti Yuan dan juga prasati yang dibuat oleh para jenderal yang diutus oleh Kubilai Khan untuk menaklukkan Nusantara.

Misi itu sekaligus menuntut balas atas perlakuan Raja Kertanegara dari Singhasari yang tidak mau tunduk pada kekaisaran Mongol, bahkan merusak wajah dan memotong telinga utusannya yang bernama Men Shi.

“Dari sumber sezaman dari China ini, kita dapat melengkapi 5W + 1H dari penulisan sejarah yang belum lengkap," katanya.

Pada prasasti Pasir China di Pulau Serutu yang beraksara China tradisional, kita mengetahui penyerangan ke Jawa oleh Dinasti Yuan menggunakan 500 kapal, jika satu kapal dapat memuat 50 orang maka sesuai dengan catatan para jenderal, yaitu Shi-bi, Ike Mese, dan Gaoxing yang mengatakan bahwa jumlah pasukannya berjumlah antara 20.000-30.000 prajurit perang. Dari catatan mereka kita juga tahu waktu kedatangan dan penyerangan ke Daha.

Lebih lanjut ia menambahkan, temuan ini tentunya sangat membanggakan, karena dapat menjadi awal untuk mengolah koleksi naskah kuno China tradisional yang sudah puluhan tahun belum dikelola dan dilayankan kepada pemustaka.

KPDI ke-15 tahun 2024 yang dihadiri lebih dari 350 peserta ini bertujuan untuk menjadi sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran dan rumusan mengenai implementasi dan pemanfaatan AI dalam perpustakaan digital.

Rangkaian dalam konferensi tersebut, meliputi presentasi makalah, workshop, diskusi panel, pameran serta memperkenalkan seni dan budaya Lampung.

Sebanyak 110 makalah call for paper masuk untuk mengikuti konferensi ini, namun hanya 16 makalah yang terpilih dan lolos untuk dipresentasikan di perhelatan KPDI ke-15 ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement