Rabu 04 Sep 2024 10:58 WIB

Menhub Godok Pembangunan Transportasi Massal ART hingga Sky Train di Bandung

Menhub masih melakukan studi soal transportasi massal di Bandung

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi
Foto: Dok Republika
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kementerian Perhubungan merencanakan membangun Autonomous Rail Transit (ART) hingga Sky Train di wilayah Bandung. Saat ini, rencana transportasi massal tersebut masih dipelajari oleh pemerintah pusat.

Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, rencana ini tengah digodok dan dipelajari terlebih dahulu. Ia juga mengajak agar para investor turut berpartisipasi dalam rencana pembangunan ini nantinya.

Baca Juga

"Di Bandung, kami ingin membuat ada beberapa pemikiran. Memikirkan bagaimana ART bisa beroperasi di sini. Bandung juga akan buat Sky Train, sedang di studi dan saya mengajak swasta Bandung untuk berinvestasi," ujar Budi usai kegiatan ASEAN Railway CEO’s Conference (ARCEOs’ Conference) ke-44 di Hotel Pullman, Kota Bandung, Selasa (3/9/2024).

Budi mengatakan, kondisi alam Kota Bandung turut menjadi daya tarik para wisatawan. Namun, hal ini akan lebih bagus lagi nantinya jika ART dan Sky Train bisa hadir dan menjadi moda transportasi publik. "Bandung indah sekali, tapi akan lebih indah kalau ada ART dan Sky Train," katanya.

Sementara menurut Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, saat ini pihaknya tengah memaksimalkan transportasi publik di Kereta Api. Bahkan, dalam beberapa bulan ke depan nantinya akan ada elektrifikasi.

"Kita pastikan akan ada peningkatan kualitas kereta api, insyaallah bulan November informasinya, akan ada elektrifikasi persinyalan bertahap ya mudah-mudahan akan jadi awal peningkatan kualitas dari commuter line di Bandung," katanya.

Perlu diketahui, ART merupakan transportasi massal yang dibuat khusus untuk Ibu Kota Nusantara (IKN). Saat ini sudah terdapat satu rangkaian trem otonom. Transportasi ini juga dikenal dengan Trem Otonom (TO).

Trem ini merupakan moda transportasi massal berbasis listrik. Kerena ini menggunakan roda karet yang bergerak pada rel virtual dalam batas tertentu. Selain itu, turut menggabungkan karakteristik kereta (LRT) dan bis (BRT) dan bentuknya seperti kereta LRT tetapi tidak beroperasi di atas rel.

Satu trainset kereta otonom terdiri atas tiga kereta dengan kapasitas hingga 300 orang. Sementara kalau satu rangkaian kereta dengan lima gerbong disebut dapat menampung hingga 500 penumpang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement