REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Seorang pakar independen PBB memperingatkan pada Senin lalu bahwa kekerasan genosida yang dilakukan Israel di Gaza berisiko menyebar ke bagian lain wilayah Palestina yang dijajah Israel. Sebab sedang terjadi operasi militer Israel skala besar di Tepi Barat, Palestina.
Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina, memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa intensifikasi operasi Israel baru-baru ini di Tepi Barat, yang dipisahkan dari Gaza oleh wilayah Israel, menandai eskalasi yang berbahaya.
"Kekerasan genosida Israel berisiko bocor keluar dari Gaza dan ke wilayah Palestina yang diduduki secara keseluruhan," katanya, dikutip dari laman The Arab Weekly, Rabu (4/9/2024)
"Tulisan itu sudah jelas, dan kita tidak bisa terus mengabaikannya. Ada banyak bukti bahwa tidak ada warga Palestina yang aman di bawah kendali Israel yang tidak terbatas," ujar Albanese.
Albanese yang merupakan pakar independen yang ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB tetapi tidak berbicara atas nama PBB, telah berulang kali menuduh Israel melakukan genosida dalam perangnya di Gaza, Palestina.
Kekerasan meningkat di Tepi Barat selama perang Gaza yang dipicu oleh serangan kelompok Islam Palestina Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel. Hamas menyerang sebagai pejuang yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina yang sedang dijajah Israel.
Pernyataan hari Senin itu muncul setelah beberapa hari kekerasan meningkat, dengan Kementerian Kesehatan Palestina yang berpusat di Ramallah mengatakan pada hari Senin bahwa sedikitnya 26 warga Palestina telah wafat sejak Rabu lalu, ketika Israel melancarkan serangan serentak di seluruh Tepi Barat utara.
Pemerintah Timur Tengah dan Barat serta pejabat PBB telah meminta Israel untuk mengakhiri operasi skala besar di wilayah Palestina, yang telah dijajahnya sejak 1967.
“Israel apartheid menargetkan Gaza dan Tepi Barat secara bersamaan, sebagai bagian dari keseluruhan proses eliminasi, penggantian, dan perluasan wilayah,” kata Albanese.
“Impunitas yang telah lama diberikan kepada Israel memungkinkan de-Palestinisasi wilayah yang diduduki, membuat warga Palestina bergantung pada pasukan yang berupaya melenyapkan mereka sebagai kelompok nasional," tambahnya.
Albanese meminta masyarakat internasional untuk melakukan segala hal yang dapat dilakukan untuk segera mengakhiri risiko genosida terhadap rakyat Palestina di bawah pendudukan Israel, memastikan akuntabilitas, dan pada akhirnya mengakhiri penjajahan Israel atas wilayah Palestina.
Serangan Hamas pada 7 Oktober yang memulai perang mengakibatkan kematian 1.205 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan berdasarkan angka resmi Israel.
Serangan militer Israel terhadap Hamas sejauh ini telah mewafatkan sedikitnya 40.786 orang di Gaza mayoritas anak-anak dan wanita, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut. Kantor hak asasi PBB mengatakan sebagian besar korban wafat adalah wanita dan anak-anak Palestina.