Rabu 04 Sep 2024 14:31 WIB

Adzan Maghrib Running Text Dinilai demi Menjaga Kekhusyukan Misa Umat Katolik

Keputusan tersebut dinilai bisa dimengerti untuk menghormati ibadah umat Katolik.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus saat akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Pertemuan Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus membahas hubungan bilateral Indonesia dan Vatikan sekaligus membahas isu-isu global, khususnya perdamaian dunia.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus saat akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Pertemuan Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus membahas hubungan bilateral Indonesia dan Vatikan sekaligus membahas isu-isu global, khususnya perdamaian dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Riyan Betra Delza mengatakan, tidak menjadi masalah jika adzan Maghrib di televisi diganti dengan running text pada saat misa akbar yang akan dipimpin Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/9/2024). 

Riyan menjelaskan, keputusan tersebut bisa dimengerti untuk menghormati umat Katolik yang sedang beribadah, yang tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti misa di GBK sehingga mengikuti misa di televisi. Kendati demikian, adzan tetap dikumandangkan di masjid-masjid sebagai penanda masuk waktu sholat.

Baca Juga

"Agar umat Katolik bisa khusyuk mengikuti misa, yang tidak berkesempatan hadir di GBK tentu bisa mengikuti di televisi, karenanya untuk mengupayakan khusyuk dalam misa, azan di televisi di ganti dengan running text, saya sebagai muslim tidak ada masalah ya, karena kita masih bisa mendengarkan adzan di masjid, mushola bahkan di headphone masing-masing," ujar Riyan dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (4/9/2024).

 

Sebagai langkah toleransi beragama yang kongret untuk menghormati umat Katolik, tambah dia, maka tentu perlu dipraktikkan dengan arif dan bijaksana."Menurut saya kita ini sudah punya jam terbang yang tinggi dalam mempraktikan toleransi beragama, hal semacam ini tidak jadi soal, karena menurut saya ini menjadi bagian dari praktik toleransi" kata Riyan. 

photo
Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjelang misa akbar yang dipimpin Paus Fransiskus di Jakarta, Rabu (4/9/2024). - (Republika/Thoudy Badai)

Sebelumnya, Kemenag nelalui Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengirimkan surat "Permohonan Penyiaran Azan Magrib dan Misa bersama Paus Fransiskus" kepada Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo pada 1 September 2024. 

Dalam surat itu disampaikan, Kementerian Agama menyarankan agar Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus pada 5 September 2024 pukul 17.00- 19.00 WIB disiarkan secara langsung dengan tidak terputus pada seluruh televisi nasional. Sementara itu, diantara pukul 17.00-19.00 WIB, adzan Maghrib juga disiarkan. 

"Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya penyiaran Azan Maghrib dapat dilakukan dengan running text," dikutip dari surat tersebut. "Teknis penayangan siaran kedua momen tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan Pool TV."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement