Rabu 04 Sep 2024 17:37 WIB

Rupiah Makin Perkasa, Bergerak di Level Rp 15.400 per Dolar AS 

Pasar merespons positif data inflasi Agustus 2024.

Rep: Eva Rianti/ Red: Satria K Yudha
Petugas menghitung uang dolar AS di kantor cabang Bank Muamalat Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Kamis (30/5/2024).
Foto: Dok Republika
Petugas menghitung uang dolar AS di kantor cabang Bank Muamalat Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Kamis (30/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar mata uang rupiah kian mengalami penguatan, menjauhi level resistensi Rp 16 ribu per dolar AS. Kini, pergerakan mata uang Garuda cenderung konsisten, bahkan menuju level Rp 15.400 per dolar AS. 

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 46,50 poin atau 0,30 persen menuju level Rp 15.479,50 per dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu (4/9/2024). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah ditutup menguat pada level Rp 15.526 per dolar AS. 

“Pasar merespons positif terhadap data inflasi Agustus 2024 yang tercatat 2,12 persen (yoy), bergerak stabil didorong oleh penurunan sebagian besar harga pangan. Meski demikian, pemerintah mewaspadai potensi risiko musim kemarau yang dapat berdampak pada komoditas beras,” kata pengamat mata uang yang juga Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, Rabu (4/9/2024). 

Ibrahim menuturkan, sebelumnya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 tercatat pada level 48,9. Hal itu tidak terlepas dari menurunnya kinerja sektor manufaktur global di tengah tekanan permintaan. Namun, menurut analisisnya, pasar masih optimistis. 

“Di tengah perlambatan PMI Indonesia, optimisme masih terjaga dengan kinerja sejumlah leading industri di tanah air. Industri makanan dan minuman serta kimia farmasi hingga kuartal II konsisten tumbuh di atas 5 persen (yoy). Bahkan, industri logam dasar tumbuh hingga 18,1 persen seiring proses hilirisasi yang semakin menunjukkan hasil,” jelasnya. 

Sementara itu, sentimen eksternal dari kondisi pergerakan rupiah dipengaruhi oleh kondisi pasar yang bersiap menghadapi minggu yang dipenuhi dengan data penting, termasuk laporan penggajian Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pada Jumat. Laporan pekerjaan tersebut diharapkan akan berdampak besar pada keputusan The Federal Reserve, yang akan dirilis pada 18 September 2024 mendatang.

“Antisipasi terhadap data penggajian ini menyusul komentar dari Ketua Fed Jerome Powell bulan lalu, yang menandakan dimulainya penurunan suku bunga karena kekhawatiran tentang melemahnya pasar tenaga kerja. Kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Reserve menjadi titik fokus bagi investor,” ujar Ibrahim. 

Menurut alat CME FedWatch, ada peluang 63 persen untuk penurunan sebesar 25 basis poin (bps) dan peluang 37 persen untuk penurunan sebesar 50 bps. Secara keseluruhan, pasar telah memperhitungkan total 100 basis poin dalam penurunan suku bunga sepanjang tahun.

“Untuk perdagangan besok (Kamis, 5 September 2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.400—Rp 15.520 per dolar AS,” kata Ibrahim.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement