Kamis 05 Sep 2024 05:33 WIB

Riset Ini Uji Warga Non Muslim Dengarkan 85 Kali Bacaan Alquran, Lihat Apa yang Terjadi

Penelitian itu bertujuan untuk menentukan pengaruh Alquran terhadap organ manusia.

Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Sukabumi membuka program beasiswa unggulan bagi para penghafal Alquran.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Sukabumi membuka program beasiswa unggulan bagi para penghafal Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID,  Sebuah riset dan studi ilmiah beberapa waktu lalu dilakukan untuk menguji apakah benar Alquran merupakan obat penyembuh bagi manusia.

Dr Nadiah Thayyarah, dalam "Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah", menjabarkan riset yang dilakukan Dr. Ahmad al-Qadhi, Direktur Utama Islamic Medicine Institute for Education and Research yang berpusat di Amerika Serikat, sekaligus konsultan ahli sebuah klinik di Panama City, Florida.

Baca Juga

Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan kemungkinan adanya pengaruh Alquran pada fungsi organ tubuh manusia, sekaligus mengukur intensitas pengaruhnya jika memang ada. Tujuan kedua adalah efek relaksasi atau penurunan yang ditimbul- kan oleh bacaan Alquran pada ketegangan saraf refleksi beserta perubahan fisiologi yang mengiringinya.

Hasil riset ini telah dipresentasikan dalam konferensi tahunan ke-17 Ikatan Dokter Amerika, di Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Penelitian ini melibatkan beberapa responden nonmuslim, laki-laki dan perempuan, berusia 18 sampai 40 tahun.

Para responden tersebut tidak mengerti bahasa Arab sehingga tentu tidak bisa membaca ayat suci Alquran. Penelitian ini menggunakan mesin pengukur yang berbasis komputer model MEDAQ 2002 (Medical Data Quotient) yang dilengkapi dengan software komputer jenis Apple 2A dan sistem detektor elektronik.

Sebelum penelitian dimulai, setiap responden dipasangi empat jarum elektrikal pada anggota tubuh masing-masing, kemudian dikoneksikan ke mesin pengukur yang berbasis komputer. Hal ini untuk mendeteksi gelombang elektromagnetik dan mengukur reaksi urat saraf reflektif pada organ tubuh responden.

Sebagai informasi, tubuh manusia diliputi medan elektromagnetik berupa bias cahaya yang tidak terlihat. Medan cahaya ini sekarang dapat dipotret secara elektrik dengan Kirlian Photography.

Penelitian ini melakukan 210 kali eksperimen kepada responden. Para responden dalam keadaan santai dan mata tertutup, diminta mendengarkan Alquran sebanyak 85 kali eksperimen, bacaan teks berbahasa Arab sebanyak 85 kali eksperimen, dan pada 40 kali eksperimen berikutnya tidak mendengarkan bacaan apa pun.

Kemudian bacaaan Alquran dan bacaan teks berbahasa Arab diperdengarkan kepada responden dengan kesamaan instrumen dari aspek lafal, tatanan pengucapan dan melodi. Sehingga responden tidak bisa membedakan keduanya, karena memang responden tidak bisa berbahasa Arab.

 

Hasil penelitian.. 

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement