REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paus Fransiskus menyempatkan diri mengunjungi Masjid Istiqlal di Jakarta. Masjid terbesar di Asia Tenggara ini telah mengalami renovasi signifikan yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Paus Fransiskus tidak hanya bertemu dengan pemimpin agama, tetapi juga mengunjungi Terowongan Silaturahmi yang baru dibangun.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, terowongan yang terletak di antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta ini memiliki panjang tunnel 28,3 meter, tinggi tiga meter, lebar 4,1 meter, luas terowongan area tunnel mencapai 136 meter persegi, serta total luas shelter dan tunnel mencapai 226 meter persegi.
"Terowongan Silaturahmi tidak hanya sebagai penghubung, tetapi juga simbol kerukunan antarumat beragama, khususnya antara umat Islam dan Katolik," ujar Ermy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Ermy mengatakan arsitektur terowongan itu dibangun dengan gaya modern, yakni mengangkat eksterior menggunakan material transparan. Hal ini membuat kecantikan desain Masjid Istiqlal dari Gereja Katedral tidak terhalang dari terowongan. Perseroan, kata dia, merasa bangga bisa membangun terowongan itu sekaligus merenovasi dan menjadi
bagian dari pembangunan masjid kenegaraan tersebut.
"Kami berupaya tetap menjaga nilai sejarah, budaya, dan kemegahan Masjid Istiqlal yang selama ini menjadi perhatian dunia," ucap Ermy.
Ermy menyampaikan renovasi Masjid Istiqlal yang dimulai pada 2019 dan selesai pada Januari 2021 ini mencakup pembaruan tata pencahayaan dengan teknologi green building.
"Selain itu, pencahayaan luar masjid juga diperbaiki untuk memperindah tampilan kubah saat malam hari. Waskita Karya juga memperbarui sungai yang membelah masjid untuk memberikan kesan lebih rapi dan estetis," lanjut Ermy.
Ermy menyampaikan pembaruan tata pencahayaan yang menyinari bagian kubahnya membuat masjid berkapasitas 120 ribu jamaah ini terlihat lebih bersinar saat malam hari. Ermy mengatakan Waskita berkomitmen memaksimalkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah, sekaligus juga memperhatikan aspek arsitektur, seni, serta estetika.
Ermy menambahkan, meskipun tampak seperti baru setelah renovasi, nilai sejarah dan budaya masjid tetap dijaga. Renovasi ini merupakan yang pertama dilakukan sejak 42 tahun lalu dengan biaya mencapai Rp 511 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Masjid Istiqlal diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia, dan kunjungan Paus Fransiskus semakin menegaskan statusnya sebagai simbol masjid di Tanah Air," kata Ermy.
Selain Masjid Istiqlal, lanjut Ermy, Waskita Karya juga dikenal dengan proyek pembangunan dan renovasi masjid-masjid besar di Indonesia, termasuk Masjid Sheikh Zayed di Solo, Masjid Nasional Al Akbar di Surabaya, dan Masjid Agung di Jawa Tengah, serta renovasi Masjid Baiturrahman Aceh dan Semarang.
Muhammad Nursyamsi